1. Author : Adin_Hottest
2. Judul : SASAENG FANS!
3. Kategori: NC 21, Yadong, Oneshoot
4. Cast:
- Lee Hyuk Jae
- Kang Hyo Ra
I’m your biggest fan i’ll follow you until you love me…
(Paparazzi by Lady Gaga)
*Lee Hyuk Jae POV*
“Ya,, Eunhyuk-ahh irona, kita sudah sampai.” Seseorang membangunkanku.
Aku membuka mata, donghae membangunkanku, sepertinya aku tertidur sangat nyenyak hingga tak sadar kalau aku sudah sampai di basement apartemenku.
“Ahh.. donghae-yaa kita sudah sampai.” Aku lihat Member lain sudah tak ada di mobil. Tinggal aku dan Donghae. Aku mengambil tas dan keluar dari mobil setelah mengucapkan terima kasih pada sopir yang mengantar kami.
“Bahkan sekarang dimobilpun aku bisa tertidur dengan sangat lelap. Mau sampai kapan kita seperti ini yah, donghae-yaa?” Kataku ketika berjalan menuju lift.
“Molla, terkadang aku juga ingin seperti orang lain yang bisa tidur 8 jam setiap hari.” Balas Donghae.
Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya. Sepertinya itu hal yang mustahil bagi kami sekarang. Tiba-tiba aku merasa ada yang mengikutiku dari belakang. Aku berhenti melangkahkan kakiku.
“Wae.” Donghae menoleh kearahku.
“Sepertinya ada yang mengikuti kita.” Aku menoleh kebelakang dan sekeliling kami. Tak ada seorang pun disana. Mungkin Cuma perasaanku saja.
“Eyyyiissss.. tak ada siapa-siapa kau jangan membuatku takut.” Kata donghae. “Tak mungkin ada hantu disini.” Lanjutnya.
“Ya! Kau ini sudah dewasa, masa kau masih percaya hantu, sepertinya ada orang yang mengikuti kita.” Aku melihat mobil taksi yang terparkit tak jauh dari tempat kami berdiri sekarang. Aku meyipitkan mata, aku yakin tadi melihat seseorang disana.
“Sudahlah, ayo kita naik, member lain pasti sudah menunggu kita, sekarang kan ada makan bersama merayakan berakhirnya comeback stage album ke-6 kita. Ppali..” Donghae menarik tanganku memasuki lift. Sementara mataku masih fokus pada taksi itu.
Selama di lift aku hanya diam, masih heran. Sementara Donghae sedang menjawab telepon dari eeteuk hyung yang menyuruh kami segera ke dorm. Aku yakin tadi melihat seseorang..
Kami keluar lift..
“Ne Hyung, kami baru keluar lift.” Seru Donghae diteleponya. “Kajja.” Ajaknya padaku.
“Kau masuk saja duluan.” Donghae masuk ke dorm terlebih dahulu.
Aku membuka pintu darurat disamping Lift. Tak ada siapa-siapa. Aku menutup kembali pintu itu, kemudian aku mendengar suara orang menjerit dari dalam pintu, aku membuka kembali pintu darurat dan aku melihat seorang yeoja bertopi dengan tas di pundak dan kamera ditangannya sedang duduk ditangga meringis sambil memegang kakinya.
“Noe, gwenchanna?” aku mendekatinya.
Tapi dia berusaha berdiri, sepertinya ingin menjauhiku. Dia duduk lagi tak kuat berdiri, sepertinya kakinya terkilir. Aku duduk disampingnya.
“Sepertinya kakimu terkilir?” aku hendak memegang kakinya. Tapi dia menolaknya.
“Jangan sentuh aku.” Katanya tak berani menatapku.
“Waeyo? Biar kulihat kakimu, kakimu terkilir.”
“Aku bilang jangan sentuh aku!” katanya galak. Kali ini dia menatapku dengan tatapan takut? Kenapa dia seperti takut padaku.
“Ya, kenapa kau seperti takut melihatku? Bukannya kau mengikutiku dari basement tadi? Ini aku Super Junior Lee Hyukjae yang terkenal itu. Kenapa berhadapan denganku kau malah seperti ini? Harusnya kau memelukku bukan malah takut padaku. Kau ini aneh sekali. Kau ini Fans ku atau bukan??” Kataku cuek.
Dia hanya diam.
“Ahh, guere.. kau mau minta tanda tanganku kan? Sini aku harus tanda tangan dimana?” Dia menatapku, sekarang tatapannya berubah. Tatapan kesal.
Dia ini fans macam apa? Aneh sekali..
Aku mengeluarkan ballpoin di saku celanaku. “Kang Hyo Ra.” Aku membaca tulisan di kameranya.
“Namamu Kang Hyo Ra? Baiklah Kang Hyo Ra-ssi, jadi dimana aku harus tanda tangan? Ehh.. tapi kau berjanji setelah mendapat tanda tanganku kau harus pulang, ini sudah larut. Orang tuamu pasti khawatir.” Kataku.
Dia malah berdiri.
“Kau tak perlu mengkhawatirkan ku, dan lagi pula aku bukan fansmu.” Dia menuruni tangga dengan terpincang-pinc ang. Beberapa kali dia hampir terjatuh. Karena khawatir Aku mengikutinya dari belakang.
Dan dia benar-benar terjatuh. Tanpa pikir panjang aku langsung menggendongnya dengan kedua tanganku.
“Ya, turunkan aku!” dia memukulku.
“Kakimu terkilir. Aku antar kau sampai bawah.” kataku
“Aku bilang turunkan aku.”
“Diamlah, kalau kau bergerak nanti aku tak kuat mengendongmu.” Kataku.
Setelah menuruni beberapa anak tangga Akhirnya dia diam. Tangannya melingkar dileherku, dia tak berani menatapku. Kami hampir sampai dilantai paling bawah. Tinggal beberapa anak tangga lagi. Aku terpaksa menggunakan tangga darurat, karena bisa gawat kalau sampai wartawan tau aku menggendong seorang yoeja.
“Kau tidak akan tiba-tiba memperkosaku kan?” pertanyaannya yang tiba-tiba itu membuatku kaget.
Aku berhenti melangkah. aku menatap wajahnya. Dia terlihat mulai ketakutan sekarang.
Aku menurunkannya dan mendudukannya di salah satu anak tangga. “Apa maksud pertanyaanmu tadi?” Dia hanya menunduk.
Kemudian aku teringat sesuatu.
Dan aku mulai tertawa. Konyol sekali. Aku mulai tertawa lagi.
“Ya! Aisshh.. Kau pasti suka baca FF No Children yang dibuat Fans fans ku kan?” aku tertawa lagi.
Dia hanya menunduk. Ini konyol sekali. Fanfiction No Children memang sedang marak bertebaran diberbagai blog dan wordpress sekarang ini. Dan aku sepertinya orang yang dikambing hitamkan.
Beberapa kali bahkan sering kali aku menemukan FF NC dengan main Cast Lee Hyukjae. Entahlah siapa yang pertama kali melabeli jidat ku ini dengan label YADONG!
Aku sendiri heran, kenapa para pembuat FF NC itu suka sekali menjadikanku sebagai tokoh utama. Baiklah kita kembali ke yoeja disampingku ini.
Ingin sekali aku jitak kepalanya. Aku yakin diluar sana bukan hanya dia yang menganggapku sebagai MASKOT OF YADONG. Mereka yang menganggapku demikian, sebenarnya mengidolakanku sebagai apa?
Kadang aku penasaran, apa yang ada diotak mereka saat melihatku perform? Terus apa bedanya aku dengan Maria Ozawa? Aku bergidik sendiri jika membayangkannya .
Aku juga tak ingin disalahkan sebagai perusak mental anak muda, karena mereka membaca bacaan yang seharusnya tidak mereka baca diusianya.
Tapi yoeja disampingku, aku yakin usianya tak jauh dariku, mungin dia 2-3 tahun dibawahku. Umur yang cukup tua menurutku untuk seorang E.L.F.. *kaya umur author -____-*
“Ya, Kang Hyo Ra, tadi kau bilang kau bukan fansku, tapi kau suka baca Fanfiction yang pemerannya aku.” Tanyaku. Dia terlihat kebingungan menjawab pertanyaanku.
Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Lee Donghae meneleponku. Mungkin mereka sudah terlalu lama menungguku di dorm.
“Ohh.. Donghae-yaa.” Aku mengangkat telepon. Seperti dugaanku, donghae langsung berteriak menanyakan dimana keberadaanku.
“Apa itu Lee Donghae?” katanya sambil langsung tersenyum manis sekali ketika tau donghae yang meneleponku. Aku hanya meliriknya sebentar.
“Ijinkan aku berbicara sebentar dengannya. Jebal.. Jebal.. Jeball..” katanya lagi pengan mata puppy eyes nya. Berubah 180o
“Kalian makan duluan saja. Sisakan untukku, kalau tidak kau mati.” Ancamku. Aku menutup teleponya. Dan menatap Kang Hyo Ra.
“Jadi dari tadi kau mengikuti kami, karena kau fans nya donghae, bukan fans ku. Begitu?” Aku sedikit kecewa mengetahui ini. Harusnya tadi langsung aku tinggalkan saja yoeja ini.
Dia kembali menatapku dengan tatapan kesal. “Kenapa kau tak memberikan telepon itu padaku??” dia membentakku. “Aisshh.. padahal aku bisa mendapatkan uang banyak kalau aku berhasil merekam suaranya.” Bisiknya pelan yang masih terdengar olehku.
“Mworago?” Aku mengerutkan dahi. Berani sakali dia membentakku. “apa yang kau katakan barusan?” kataku.
“Ahh.. sudahlah. Aku mau pulang. Gara-gara kau semuanya gagal.” Katanya sambil berusaha menuruni anak tangga yang tersisa dan keluar melalui pintu darurat.
“Ya, Kang Hyo Ra.” Aku berniat mengejarnya. Tapi ketika aku membuka sedikit pintu darurat aku lihat ada beberapa wartawan duduk dilobi apartemenku. Aku mengurungkan niatku dan kembali ke dorm.
—
*Kang Hyo Ra POV*
Aku setengah berlari meninggalkan gedung apartemen tempat member super junior berada. Aku langsung menaiki taksi sewaanku yang sudah menungguku dari tadi. Aku melihat kameraku melihat photo photo Lee Donghae yang berhasil ku ambil dari tadi sore sejak dia perform live outdoor di acara program musik salah satu tv swasta.
“Siapa targetmu hari ini Aggashi?” tanya sopir taksi yang sudah menjadi langgananku ini.
“Lee Donghae, member super junior.” Kataku masih melihat photo-photo hasil jepretanku.
Aku adalah yoeja berusia 22 tahun. Hobby ku photografi, dan demi membiayai hidupku, aku bekerja sebagai photografer amatir. Aku tidak bekerja diagensi manapun, aku bekerja sendiri.
Jika seseorang menginginkan jasaku, mereka bisa langsung menghubungiku. Tapi entah kenapa semenjak aku menjalani pekerjaan ini, klien ku rata-rata seorang Fans labil yang kaya raya yang bisa dengan mudahnya mengeluarkan uang mereka hanya demi mendapatkan photo idolanya secara langsung. Jadilah aku seorang sasaeng fans.
Sebenarnya aku bukannya tak ingin bekerja sebagai photografer profesional, sudah ratusan atau mungkin ribuan lamaran telah aku kirim ke berbagai perusahaan, tapi tak ada yang pernah menghubungiku. Mungkin karena pendidikanku yang hanya sampai SMA.
Awalnya aku tak begitu peduli dengan dunia hiburan saat ini, aku tak mengikuti perkembangan musik korea yang katanya berkembang sangat pesat saat ini. Aku hanya peduli bagaimana mencari uang yang banyak agar aku bisa tetap hidup.
Mengenai pekerjaanku sebagai sasaeng fans..
Yah, untuk menjalankan profesi ini, setidaknya aku harus Tahu siapa targetku. Jadi aku harus mencari tau di internet. Dan benar kata namja yang tadi aku temui, sekarang ini banyak sekali blog yang berisi tentang FF NC, aku yang ingin mencari profile targetku, sempat beberapa kali tak sengaja memasuki blog yang berisi FF NC.
Karena penasaran aku mencari, dan hasilnya, Namja bernama Lee Hyukjae itu, sering sekali aku temukan di berbagai blog Fanfiction bergenre NC, yang sebenarnya setelah aku baca beberapa, jalan ceritanya, hampir mirip. Hanya menekankan adegan NC nya. *terus FF gue juga gitu?? -____- jitak Kang Hyo Ra*
Aku sampai rumah kecil sewaanku, aku melempar tas ke kursi dan duduk disebelahnya. Kuambil remote tv. Tv kubiarkan menyala sementara aku menuju dapur untuk membuat ramen. Mie Ramen akhir-akhir ini memang sudah menjadi makanan pokokku.
Aku memasukkan ramen kedalam air yang sudah mendidih, kemudian dari arah televisi aku mendengar suara yang tak asing di teliangaku, aku menoleh. Ternyata itu namja yang tadi, namja yang bernama Lee Hyukjae. Dia Sedang diwawancara bersama teman-temannya setelah perform tadi, bahkan tadi juga aku ada disekitar situ.
Aku menghampiri tv. “Isshh.. So ramah. Padahal orangnya sombong.”
Ehmm.. ga bisa dibilang sombong juga sebenarnya, tadi dia malah mau menggendongku dari lantai 11. Benakku masih memperhatikan dia di tv.
Wajahnya begitu ceria saat diwawancara, berbeda saat bertemu denganku tadi, matanya begitu merah seperti bangun tidur, terlihat sangat kelelahan.
Aku memakan ramenku sambil melihat hasil jepretanku hari ini. “Hhhmm.. besok aku masih harus mengikuti Lee Donghae lagi.” Tanganku berhenti ketika melihat photo Lee Hyukjae begitu jelas dibelakang Lee donghae.
Dia sedang menunduk, murung, wajahnya terlihat lelah. Diphoto berikutnya, masih dibelakang dongahe, seseorang menghampirinya.
Diphoto berikutnya, wajahnya langsung berubah kembali ramah. “Ya, apa
kau tak lelah setiap hari harus terlihat ceria didepan semua orang,
padahal kau sedang kecapean?” aku berbicara pada kameraku.
Aku kembali melihat wajah murungnya…
Aku membuka laptopku.
Google Search-Super Junior Lee Hyukjae – Search Image
Hasil pencarian menunjukan photo-photo Lee Hyukjae, aku melihat satu persatu, dari yang mirip monyet sampe yang rambut blonde ga jelas.
Aku tertawa sendiri, apa yang ada diotaknya ketika memutuskan untuk merubah gaya rambutnya menjadi blonde, dia jelek sekali. Ckckckkk..
Kenapa dia sering sekali berganti gaya rambut? Aku masih melihat photo-photonya.
“Hhmm.. 2009 yang merah ini lumayan cocok. Comeback stage
sorry-sorry” aku berbicara sendiri mengomentari photo-photo lee
hyukjae. “Yang ini lebih cocok, hhmm dimana ini? SS3 Seoul.”
Next Search – Lee Hyukjae Fact
“Rapper dan Dancing machine nya Super Junior??? Are you sure? Orang seperti dia? Sepertinya ga mungkin.” Kataku kaget.
“Eunhyuk adalah member paling jorok dan jarang mandi. Nahhh,, kalau ini mungkin,, hahahhaha” aku tertawa sendiri.
Tak terasa sudah hampir pagi dan aku belum memejamkan mata sama sekali, semalaman aku depan laptop searching semua tentang Lee Hyuk Jae. Termasuk melihat video-videonya di Youtube. Disetiap Variety show, Dia begitu atraktif. Benar-benar seperti monyet -___-
“Ahh, sebaiknya aku tidur dulu sebentar.”
—
Siang harinya aku bergegas masuk taksi langgananku.
Aku harus lebih banyak mendapatkan photo Lee Donghae, semakin banyak photo yang kudapat, semakin besar uang yang akan aku peroleh. Benakku.
Hari ini Lee Donghae akan mengikuti acara reality show disalah satu tv swasta, aku akan berusaha masuk ke studio tempat shooting, aku akan berusaha menyamar jadi salah satu staff. Semoga kali ini aku berhasil.
Akhirnya aku sampai didepan gedung salah satu tv swasta
Aku berhasil masuk ke backstage setelah mendapatkan ID card salah seorang staff yang tertinggal di toilet.
Aku mengendap masuk ke ruang ganti yang dipintunya tertempel kertas. SUPER JUNIOR. Aku lihat ada sekitar beberapa member sedang bersiap-siap disana. Aku mencari diamana Lee Donghae
“Noona.” Aku terlonjak kaget ketika salah satu dari mereka memanggilku.
“e.. ee.. Nde?” aku mendekat.
Ohh tidak… itu si monyet.. Dia duduk depan kaca sedang dirapihkan rambutnya. Aku membalikkan badan takut terlihat. Aisshh.. dimana namja bernama Lee Donghae itu? Kenapa dia tak ada?
“Noona, bisakah kau membantuku memasang mic wirelesku?” kata namja berwajah imut berambut pirang memberikan mic wirelesnya.
“Ahh, ye..” kataku pelan.
Aku membantu memasangkan mic wireles dibajunya masih membelakangi Lee Hyukjae yang sepertinya tidak menyadari keberadaanku. Aku buru-buru keluar ruangan setelahnya.
Aisshh.. kenapa harus ada Lee HyukJae juga sih?? Benakku. Kataku duduk dilorong yang sepi.
Kemudian aku melihat Lee Donghae datang bersama seorang namja berambut gold dengan lesung pipit di pipinya. Aku lansung mengambil kamera di leherku.
“Lee Donghae-ssi, aku dari seksi dokumentasi, bisakah aku mengambil beberapa photomu?” aku mendekatinya dan langsung meminta photonya.
“Ahh.. baiklah.” Jawab Lee Donghae, sementara Namja berlesung pipit yang aku tak tau siapa namanya itu meninggalkan kami berdua.
Aku mulai memotret Lee Donghae dari beberapa anggel, Ohh.. aku akan dibayar mahal mendapat photo-photo eksklusif ini. Kau memang pinter Kang Hyo Ra.
Setelah mendapat photo yang lumayan banyak, Lee Donghae berpamitan dan masuk keruangan yang tadi aku masukki. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih padanya.
Sekarang aku bersiap memasuki ruang shooting reality show, aku akan memotret Lee Donghae selama reality show. Hari ini kerjaku sangat lancar, jarang sekali seperti ini.
—
Reality show dimulai, ada beberapa penonton sengaja disiapkan agar Reality show menjadi ramai. Aku duduk diantara penonton, Super Junior memasuki ruangan dan menempati tempat duduk mereka masing-masing.
Lee Donghae duduk disebelah si Monyet Lee Hyukjae, mereka terlihat akrab, aku mengambil beberapa photo mereka berdua.
Masing-masing mereka menunjukan kebisaan mereka, aku takjub saat mendengar namja berwajah kecil bermata sangat sipit bernyanyi, suaranya sangat merdu.
Sekarang giliran Lee hyukjae, musik upbeat mulai terdengar, aku membuka mulutku sedikit tak percaya, tak salah dia dijuluki dancing mechine super junior, dance nya benar benar hebat. Bagaimana tubuhnya bisa selentur itu?
Tanpa sadar selama sisa reality show aku terus memperhatikanny a, disamping memotret Lee Donghae, sesekali aku mengambil photonya.
Setelah Rality show selesai mereka kembali keruangan ganti, dan aku mengikutinya.
“Hey, siapa kau?” seseorang mememukanku ketika aku sedang mengendap masuk ke ruangan super junior.
Aku menolek kearahnya. “Kau bukan staff kami. Berhenti.”
Refleks aku langsung berlari dengan sangat kencang. Dia mengejarku. Aku berbelok masuk kedalam Gudang. Aku menutup pintu gudang dan bersembunyi dibalik papan besar.
Aku berhasil mengecohnya.
Segera kukeluarkan SD card dari dalam kamera dan kusembunyikan di saku dalam jaketku. Jika kemungkinan terburuk aku tertangkap, mereka tidak akan mendapatkan bukti apapun.
Hampir saja aku menjatuhkan kameraku karena kaget. Seorang namja tiba-tiba saja ada didepanku…
“jadi apa tujuanmu menyelundup dan menyamar sebagai staff, Kang Hyo Ra-ssi?”
*Lee Hyuk Jae POV*
Yoeja itu..
Aku lihat yoeja itu masuk keruanganku ketika aku bersiap didepan kaca merapihkan rambutku.
Untuk apa yoeja itu ada disini. Aku melihat ada ID card tergantung dilehernya. Aku tersenyum tipis, Dia sangat berbakat. Dari mana dia bisa mendapatkan ID card itu? Apa Dia tidak menyadari aku ada disini??
Aku lihat dia seperti mencari seseorang, mungkinkah dia sedang mencari Lee Donghae? Kemudian Lee Sungmin memintanya memasangkan Mic wireles. Aku hanya membiarkannya tak berniat mengganggunya.
Dia langsung bergegas pergi, aku yakin dia mencari lee Donghae, beberapa saat kemudian Eeteuk Hyung masuk.
“Ohh hyung, kau datang sendiri? Bukankah kau bersama Donghae?” tanya si Setan yang sedari tadi asyik bermain game di Ipad nya.
“Tadi ada seseorang memintanya untuk diphoto, dia staff disini.” Jawab eeteuk hyung sambil duduk disampingku bersiap didandani.
“Apa dia yoeja berambut panjang dengan topi hitam?” tanyaku padanya, aku yakin yang meminta donghae diphoto adalah kang Hyo Ra.
“Hhmm.. wae? Kau mengenalnya?” jawab eeteuk hyung membenarkan pernyataanku.
“Ahh,, anniyo.”
Tch.. Kang Hyo Ra, Noe Jinjaa.. benakku..
Kami mulai acara reality show, aku melihatnya sudah duduk di bangku penonton. Lagi-lagi aku tersenyum tak percaya. Dia bukan orang sembarangan.
Aku tak fokus dengan reality showku, beberapa kali aku memandang kearahnya, tapi dia tak menyadarinya, dia hanya sibuk memotret Lee Donghae. Apa dia seorang ELFishy?
Asssaa! Aku melihatnya mulai memperhatikanku
setelah aku memperlihatkan kemampuan danceku, bahkan aku melihatnya
mengambil beberapa photoku. Aku tersenyum bangga menyadari itu.
Setelah Reality show berakhir, aku sengaja untuk meninggalkan stage reality show terakhir, aku perlahan mengikutinya dari belakang. Dia mengikuti member Super Junior keruangannya. Apa lagi yang akan dia lakukan?
“Hey, siapa kau?”
Ohh.. dia tertangkap. Dia lari, aku mengikutinya. Hyo Ra masuk kedalam gudang, sedangkan yang mengejarnya tak melihatnya, dia terus lurus mencari Hyo Ra.
Aku masuk kedalam gudang perlahan, dia bersembunyi dibelakang papan besar. Dia tak menyadari didepannya ada sebuah kaca, sehingga aku dapat melihat apa yang dia lakukan. Dia mengeluarkan SD card dari kameranya. Cerdas tapi ceroboh.
“jadi apa tujuanmu menyelundup dan menyamar sebagai staff, Kang Hyo Ra-ssi?” kataku mengagetkannya.
“kkkaaauu??” dia terbata karena kaget melihatku tiba-tiba ada didepannya.
“Berikan SD card itu padaku, SD card yang kau masukkan ke saku jaketmu. Cepat!” kataku.
“Aa.. Appaa yang kau katakan?” dia pura-pura tak mengerti.
“Cepat berikan atau aku akan melaporkanmu pada security.” Kataku.
“Shiro.”
Aku berjalan mendekatinya. “menjauh. Menjauh dariku!” dia mundur menjauhiku.
Aku menarik jaketnya dan memasukkan tanganku kesaku jaketnya dan berhasil mengambil SD card itu.
“Kembalikan padaku.” Dia berusaha merebut SD card dari tanganku.
“Apa harus sejauh ini? Hhmm.. demi seseorang yang kau idolakan? Apa harus kau membahayakan dirimu sendiri?” aku bertanya memandangnya.
“Kumohon kembalikan.” Dia tak menjawab pertanyaanku.
“Jawab dulu pertanyaanku, untuk apa kau melakukan semua ini?”
“Kembalikan. Kembalikan itu padaku, Jebal.” Aku menggelangkan kepala.
Kemudian terdengar langkah kaki mendekati pintu gudang, aku bersembunyi, dia juga ikut bersembunyi.
Orang itu membuka pintu. “Apa ada orang didalam?”
“Ahh, sepertinya sudah tak ada siapa-siapa.” Cklekk.. pintu gudang tertutup dan aku mendengar pintu dikunci dari luar.
Aku memejamkan mataku ketika mendengar pintu terkunci. Aisshh.. Aku memandang yoeja didepanku dengan geram.
“Ya! Aisshh..” Aku membentaknya ingin memarahinya tapi aku tak tau harus mengatakan apa. Gara-gara aku mengikuti yoeja ini, aku jadi terkunci di gudang seperti ini. Sial.
“Otthoekkee..” dia terlihat cemas.
“Ini salahmu, kenapa kau tadi memilih masuk ke gudang.” Kataku pasrah.
“Kenapa kau malah mengikutiku? Harusnya aku sudah bisa melarikan diri kalau kau tak mengikutiku.” Katanya melotot padaku.
“Ya, kanapa kau marah padaku? Aisshh.. harusnya dari tadi aku melaporkanmu ke security, kau pikir aku tak tau kalau tadi yang membantu Sungmin membenarkan mic wireles nya itu kau.” Aku membalas melotot padanya.
Dia terlihat kaget.
Dia diam tak membalas perkataanku.
Kami hanya diam satu sama lain.
Karena selama reality show, bintang tamu dilarang membawa alat komunikasi, jadi sekarang aku tak membawa handphone, semunya aku tinggal diruang ganti. Hari ini aku benar-benar sial.
Aku menarik nafas. Apa yang harus aku lakukan? Sekarang sudah malam, pasti sudah tak ada orang diluar.
Aku meliriknya.
“Hey, kau belum menjawab pertanyaanku.” Kataku.
Dia tak menjawab. Hanya diam dengan tatapan kosong.
“Hey, Kang Hyo Ra, untuk apa kau mengikuti kami?” aku menggoyangkan tubuhnya.
“YA! BISAKAH KAU DIAM!!!!” dia membentakku dengan sangat kencang.
Aku terlonjak kaget. Aku membuka mulut tak percaya. “Yaa.. ya. Kenapa kau membentakku?” kataku sambil mengusap dadaku.
Dia terlihat menyadari bahwa dia barusan terlalu kencang membentakku. “Mian.” Jawabnya singkat. Kemudian dia kembali diam.
Aku mengerutkan dahi. Kenapa di dunia ini ada yoeja seaneh dia? Aku menggelangkan kepalaku menatapnya tak percaya.
Kami duduk berdampingan tanpa mengeluarkan suara.
—
“Hey, kau. Apa kau tak lelah?” Akhirnya,, setelah masing-masing kami hanya terdiam, Dia mengeluarkan suara. Apa dia bertanya padaku?
“Hhhmm?” aku memandangnya, memastikan kalau dia bertanya padaku.
“Kau, apa kau tak lelah? Harus selalu terlihat ceria didepan semua orang, padahal kau sedang kelelahan?” katanya lagi.
“Aku?” Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.
“Iya kau, kau pikir disini ada siapa lagi?” jawabnya gusar tanpa memandang kearahku.
“Kalau kau berbicara dengan seseorang, panggil namanya, dan tatap wajahnya. Itu baru namanya sopan.” Kataku.
“Ahh.. ya sudah kalau kau tak mau menjawabku.” Balasnya cuek.
Isshh.. kenapa dia begitu menyebalkan.
“Tch, kau lucu sekali, baru kali ini aku melihat fans seajaib dirimu.” Kataku.
“Sudah kukatakan, aku ini bukan fans mu.” Katanya sambil memandangku. Akhirnya..
“Hhmm,, Iya aku tau kau bukan fans ku, kau fans nya Donghae kan?” jawabku.
“Aku bukan fans siapa-siapa.” Katanya pelan.
“Hhhmmm? Lalu untuk apa kau melakukan semua ini?” aku heran mendengar jawabannya barusan.
Dia kembali terdiam.
Aku mengeluarkan SD card yang dari tadi ada disakukku.
“Kau tak mau menjawabku? Baiklah bagaimana kalau aku rusak SD card ini.” Aku memeggang kedua ujung SD card hendak membelahnya jadi dua.
“Janggaaann!”
“Katakan.”
“Aku dibayar.”
“Hhmm?” aku kembali bertanya karena tak begitu jelas mendengar jawabannya.
“Aku photografer bayaran, aku dibayar oleh seorang fans berat Lee Donghae untuk menjadi paparazzi. Aku dibayar untuk mengikutinya dan mengambil photonya. Begitulah caraku mencari uang untuk hidup. Sekarang kau puas.” Jelasnya.
Aku memandangnya tak percaya. Kenapa ada orang yang rela membayar orang lain demi mendapatka photo idolanya? Ini sangat mengerikan.
Dan yang paling membuatku tak percaya, Kang Hyo Ra. Kenapa ada orang sepertinya? Orang yang mau menerima pekerjaan seperti ini? Aku masih memandangnya.
“Sekarang cepat kembalikan SD cardku.” katanya mengagetkanku. Dia berusaha merebut SD card ditanganku, untung saja aku cepat menghindar.
“Kau dibayar berapa untuk hasil yang kau dapatkan?” tanyaku penasaran.
“Apa aku harus memberi tahukannya padamu?” jawabnya ketus.
“Katakan. Kalau ini demi uang. Aku akan membayar lebih supaya kau berhenti melakukan pekerjaan ini.” Kataku. Dia terlihat marah mendengar kata-kataku.
“Kenapa kau tak mencoba menjadi photografer profesional saja? Dari caramu mengambil photo, aku yakin kau berkemapuan untuk itu. Dari pada kau membahayakan dirimu seperti ini.” Lanjutku. Raut wajahnya berubah. Dia kembali diam.
“Kau taukan ini pekerjaan ilegal? Kau bisa ditangkap polisi dengan tuduhan mengganggu privasi orang lain.” Lagi-lgai dia tak menjawab pertanyaanku.
“Hey Kang Hyo Ra.”
Dia memandangku. Melotot kearahu. Dia menangkap tanganku dan berusaha merebut SD card ditanganku. Aku tak membiarkannya mendapatkan SD card itu.
“Ya, apa yang kau.” Dia mendorongku, saat aku akan terjatuh aku menarik tangannya sehingga dia terjatuh diatasku dan bibirnya tepat menempel dibibirku.
Dia melotot kaget dan melepaskan bibirnya yang menempel dibibirku. Dia masih berusaha mengambil SD card ditanganku.
Aku melotot ketika aku melihat papan besar di samping kami seperti akan terjatuh menimpa kami. Langsung saja aku membalik tubuhku, sehingga Hyo Ra ada dibawahku sekarang.
Dan sesuatu yang keras dan besar menimpa punggungku.
Lalu Semuanya gelap….
*Kang Hyo Ra POV*
Aku mendorongnya dengan keras, di malah menarik tanganku sehingga aku ikut terjatuh. Bibir kami bertemu. Ciuman pertamaku.. >
Aku kaget dan langsung melepaskan bibirku.
Aku tak peduli, aku berusaha merebut SD card ditangannya. Kemudian entah mengapa dia tiba-tida membalik tubuhku. Dia menindih tubuhku.
Papan besar disamping kami tejatuh dan menimpanya. “Aaaarrghhh.” Aku berteriak. Kepalanya menyentuh pundakku.
Ini sangat berat. “Ya,, ya.. Lee Hyuk Jae-ssii.” Aku menggoyang-goya ngkan tubuhnya tapi tak ada jawaban.
Dia pingsan..
Aku panik. Dengan susah payah aku keluar dari bawah papan dan menggeser papan besar yang menimpa tubuh Lee Hyukjae. Dia pingsan. Bagaimana ini. Ini sudah larut, aku harus minta tolong pada siapa?
“Lee Hyuk Jae-ssi. Irona.” Aku berulang kali menggoyang-goya ngkan tubuhnya.
Aku mendekatkan jariku di hidungnya memaskitan kalau dia masih hidup. Syukurlah dia masih bernafas.
Sepertinya tadi kepalanya terbentur papan. Apa yang harus aku lakukan?
Kenapa dia membalik tubuhnya? Kenapa dia tak membiarkan aku saja yang tertimpa papan? Kenapa dia malah membahayakan dirinya? Aku menatapnya yang masih belum membuka matanya.
Lee Hyukjae-ssi.. kumohon bangunlah..
Sudah sekitar 2 jam Lee Hyukjae tak juga membuka matanya. Aku memegang tangannya. Dingin. Dia pasti kedinginan. Aku memegang kedua tangannya, menghangatkan tangannya.
Aku masih bertanya-tanya kenapa dia membahayakan dirinya demi menyelamatkanku ?
—
Aku membuka mataku, Ahh.. Aku tertidur..
Ku lihat Lee Hyukjae belum juga membuka matanya, sekali lagi aku mendekatkan jariku dihidungnya memastikan dia masih bernafas.
Badannya panas, dia demam, mungkin karena semalaman kedinginan. Tubuhnya menggigil.
Kulihat jam ditanganku, jam 7 pagi?? Sebentar lagi pasti seseorang membuka pintu gudang ini. Aku menggeser tubuh Lee Hyukjae bersembunyi.
Beberapa saat kemudian seseorang membuka kunci pintu. Aku masih menggunakan ID card staff jadi aku akan berusaha keluar dari gudang ini.
Aku memakaikan Topiku kekepala Lee Hyukjae. Akan jadi maslah besar kalau wartawan mengetahui seorang Lee Hyuk Jae terkunci dalam keadaan pingsan dalam gudang semalaman, aku bisa masuk penjara.
Setelah memastikan diluar gudang kosong aku membawa Lee Hyukjae keluar, karena ini masih pagi, hingga digedung ini belum terlalu banyak orang, sehingga dengan mudah aku berhasil keluar dari gedung.
Aku menyetop taksi..
Aku membawa Lee Hyukjae ke rumahku.
Aku membaringkannya di ranjangku. Menatap wajahnya dengan khawatir. Kenapa kau belum juga membuka matamu?
Aku membawa air dingin dan kain untuk mengkompresnya.
Aku membuka jas dan kemajanya, terlihat abs dengan 6 kotak diperutnya, otot-otot tangannya tertampang jelas, dia terlihat kurus, tak kusangka dia memiliki tubuh yang bagus.
Aku membersihkan tubuhnya, mengelap setiap inchi tubungnya dan memakaikannya kaosku yang berukuran paling besar. Kemudian aku mengompres kepalanya.
Lee Hyukjae-ssi..
Aku menatapnya. Ada lingkaran hitam dibawah matanya.
Kau pasti sangat kelelahan. Beristirahatlah ..
Dia lebih terlihat seperti yang sedang tertidur lelap dibanding orang yang pingsan..
Maaf aku tak bisa membawamu ke dokter..
Setelah mandi dan sarapa, aku melihat hasil photo ku di laptop kan memilah photo dengan hasil yang bagus, aku memasukkannya pada sebuah flashdisc dan langsung bersiap bertemu klienku da memberikan flashdisc itu.
Aku sudah bersiap untuk pergi, tapi Lee Hyukjae belum juga bangun.
Karena aku harus segera bertemu dengangnya, aku meninggalkan Lee HyukJae sendirian dirumahku.
Beristirahatlah , Lee HyukJae-ssi..
—
Setelah urusan dengan klien beres dan aku mendapat bayaran yang pantas atas hasil kerjaku, aku kembali ke rumah…
Aku membuka kunci rumah..
Apa dia masih dirumahku?
“Kang Hyo Ra-ssi..” tiba-tiba Ajhuma pemilik rumah memanggilku.
Ahh,, pasti dia hendak menagih uang sewa rumah yang telah menunggak selama 2 bulan. Aku bersiap mengeluarkan dompet dari tas ku.
“Ahh, ajhuma kebetukan kau kesini, aku mau membayar uang sewa.” Kataku
“Ohh tak perlu, aku kesini inginmemberi tahumu, kalau uang sewa rumah tadi sudah dibayar oleh namjachingumu.” Jawabnya.
“Mwo??? Namjachingu?” aku kaget.
“Iya, namja yang semalam kau bawa pulang kerumah, tadi saat membayar, dia bilang kau yoejachingu nya.” Katanya lagi.
“Mwo??” aku masih tak percaya dengan apa yang kudengar.
“Eyy.. kenapa kau tak pernah bilang punya namjachingu sekaya itu? Tadi aku lihat dia dijemput mobil mewah.” Lanjutnya. Aku hanya tersenyum tak berniat menjawabnya.
“Ahh.. Baiklah Hyo Ra-ssi, aku kebawah dulu.” Katanya berpamitan kembali kerumahnya.
Aku duduk didepan meja kecil didepan tv. Makanan yang aku siapkan untuknya sebelum aku pergi tadi sudah tak bersisa, dia menghabiskan semua masakanku.
Dia pergi tanpa memberiku pesan sedikitpun??
Aku sedikit kecewa..
Aku mengungat kembali kejadian semalam.
Aku memegang bibirku, ciuman pertamaku.. kenapa kau harus memberikan ciuman pertamaku padanya?
—
Setelah kejadian terkunci digudang itu, aku tak pernah bertemu dengannya lagi.
Setiap hari, tanpa sadar aku selalu membuka blog yang memposting semua kegiatan super junior. Setiap hari aku selalu penasaran, sekarang dia ada dimana, apa yang dia lakukan, bersama siapa? Aku melihat photo terbarunya setiap hari…
Untungnya perkembangan teknologi saat ini sangat memungkinkanku untuk mengetahui apa saja kegiatannya, walaupun aku tak bertemu dengannya.
Mengapa aku jadi seperti ini?
Kang Hyo Ra,, kenapa kau tak bisa berhenti memikirkannya?
Bahkan sekarang hampir 1 bulan berlalu, dan aku masih saja memikirkannya..
—
Hari ini ada seseorang meneleponku rumahku, Seorang klien..
Kami berjanji bertemu disebuah coffee shop.
Aku sudah menunggunya hampir 30 menit, tapi dia belum juga datang. Aku duduk di bangku pojok coffee shop sambil memanfaatkan fasilitas wi-fi. Lagi-lagi aku membuka blog yang beberapa minggu ini selalu aku buka.
“Gaya rambutnya sudah berubah lagi, kenapa si monyet itu senang sekali berganti gaya rambut.” Bisikku ketika layar laptopku memperlihatkan photo terbaru Lee HyukJae.
“Siapa yang kau panggil monyet??” Tiba-tiba seorang namja duduk didepanku, namja dengan menggunakan masker hitam yang menutupi mukanya dan jaket hitam menutupi tubuh dan kepalanya. Sontak aku terlonjak kaget.
“Nu.. Nuguya?”
“Ini aku.” Dia membuka sedikit maskernya.
Aku membuka mulutku tak percaya kemudian menutupnya dengan satu telapak tanganku. Lee Hyukjae?
“Kau kenapa?” katanya cuek.
“Untuk apa kau muncul disini? Ini tempat umum.” Kataku berbisik sambil mencondongkan tubuhku, aku khawatir ada yang tahu.
“Tentu saja untuk menemuimu.” Jawabnya lagi.
“Ya, aku sedang ada janji dengan seseorang, sebaiknya kau menjauhiku.” Kataku masih berbisik.
“Yang kau tunggu itu aku, Aku yang tadi meneleponmu.” Katanya yang membuatku semakin tak percaya.
“Kau jangan mencoba menipuku.” Kataku lagi, kali ini aku menoleh kekiri dan ke kanan. Orang-orang melihatku.
“Tak bisakah kau menganggapku seperti orang biasa saja? Kau seperti itu, malah membuat orang memperhatikanmu .” Jawabnya sambil mengambil laptopku dan membaliknya sehingga dia dapat melihat layarnya.
Oh tidak…
“Tch.. Ini photoku saat konser tadi malam. Untuk apa kau melihat photoku?” Katanya. Rasanya Ingin sekali aku menghilang dari dunia saat ini juga.
Aku merebut kembali laptopku dan langsung menutupnya. Dia menatapku, aku hanya dapat melihat matanya, karena hampir seluruh wajahnya tertutup masker.
“Jadi untuk apa kau meneleponku?” aku membalas tatapannya sebentar, dan langsung memalingkan muka.
“Aku mau menagih utangmu.” Aku mengerutkan dahi.
“utang apa?”
“Ya, kau lupa, aku yang membayar uang sewa rumahmu, kau pikir itu gratis? Kau harus membayarnya.” Dengan tak tau malu dia membuka telapak tangannya di depan mukaku.
Kenapa ada namja menyebalkan seperti ini? Bagaimana bisa namja seperti ini bisa dikagumi banyak wanita? Aku menatapnya heran.
“Akan aku kembalikan, berikan no rekening mu, akan ku transfer nanti kalau aku sudah ada uang.” Kataku cuek.
“Aku tak memintamu membayarnya dengan uang.” Katanya.
“lalu?”
Tiba-tiba dia berdiri dan meraih tanganku, dengan sigap aku meraih tas dan laptopku dan mengikutinya. Dia membukakan pintu mobil untukku dan menyuruhku masuk.
Kami didalam mobil sekarang..
“Hossshhh… panas sekaliiii.” Katanya membuka masker dan jaketnya dan melemparnya ke belakang mobil.
Dia hanya mengenakan kaus putih tak berlengan yang menunjukan otot-otot tangannya dengan jelas. Dia mulai melajukan mobilnya.
“Hey, apa maksudnya ini? Kau mau membawaku kemana?” tanyaku.
“Aku ingin kau seharian ini menemaniku.” Aku kaget mendengar perkataanya, pikiranku kemana-mana.
“A-a-apa ma-maksud-mu?” kataku gagap mulai ketakutan, dan dengan refleks kedua tanganku menutup kedua pundakku menyilang.
Dia menatapku.
“YA!” dia menoyor dahiku pelan dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya. Aku melotot kaget. Berani sekali dia memegang kepalaku.
“Apa yang kau pikirkan? Dasar yoeja mesum.” Aishhhh… dia benar, apa yang aku pikirkan??? >< Memalukan sekali kau Kang Hyo Ra.
“Tidak.” Aku meletakkan kembali kedua tanganku.
Dia akan membawaku kemana?
Diperjalanan sepertinya aku tertidur, aku membuka mataku… berapa lama aku tertidur.. benakku.
Kami tiba didepan taman hiburan. (bayangkan DUFAN. OK ^^)
Aku memandangnya heran. “Tak perlu memandangku seperti itu. Hari ini, temani aku bermain sepuasnya. Dan Utangmu kuanggap lunas.”
Apa dia serius?? Ini tempat umum, dia bisa ketauan.
“Kau bercanda.” Kataku singkat.
“Aku serius, pakai itu.” Dia mengambil tas kecil di jok belakang dan memberikannya padaku, tas itu berisi jaket dan topi.
Aku melihatnya lagi. “Cepat.”
Kami keluar dari mobil.
Apa-apaan ini? Kenapa aku memakai jaket yang sama dengannya. Ini memalukan. Aku menggunakan topi dan dia menggunakan maskernya.
“Kajja.” Dia menggenggam tanganku, menarikku masuk taman hiburan.
Kami berjalan diantara kerumunan orang, sedari tadi dia sama sekali tak melepaskan tanganku, aku merasa semua orang memperhatikanku . Tapi setelah aku sadar, tak ada satu orangpun yang memperhatikan kami.
Semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
“Hey sini aku pinjam kameramu.” Katanya. Aku sengaja membawa kamera SLR ku yang sedari tadi kukalungkan dileher.
Aku memberikan kameraku padanya. “Hati-hati menggunakannya, itu mahal.” Kataku ketus.
Jeprett!
Dia memotoku.
“Ya!” aku menutup wajahku. Aku berusaha mengambil kameraku, tapi dia malah terus menerus memotoku sampai puas.
Dia berjalan mundur sambil terus memotoku, aku mengikutinya, dia tak berhenti memotoku.
Kemudian dia berhenti melihat hasil potonya satu persatu. “Hahaha.. wajahmu jelek sekali.” Dia tertawa lepas.
Aku mulai marah padanya, hendak merebut kameraku. “wahahha.. yang ini lucu.”
“Hahahahaha.. lihat ini, haha..” dia terus mentertawakan photoku, tanpa sadar aku hanya memperhatikanny a. Baru kali ini aku mendengarnya tertawa.
“Sudahlah, berhenti menertawaiku.” Lama lama aku mulai kesal dia terus-menerus mengejekku.
“Yang ini cantik.” Dia menyerahkan kameraku, dan berjalan mendahuluiku.
Aku melihat kameraku, ini photoku? Kapan? Aku memutar otak.
“Ya! Kau!! Kau mengambil photoku saat aku tertidur dimobil tadi?” aku mengejarnya. Sangat menyebalkan!!!
Aku tak dapat melihat bagaimana raut wajahnya saat ini karena tertutup masker, mungkin dia sedang tersenyum lebar.
“Aku lihat dirumahu dipenuhi oleh photo, tapi tak ada satu photo yang memperlihatkan wajahmu.” Katanya.
Dia benar, walaupun aku suka photografi, aku sendiri bukan orang yang senang diphoto. Aku lebih suka memoto orang lain dibanding diriku sendiri.
“Pasti berbeda denganmu, penjuru kamarmu pasti dipenuhi photo wajahmu sendiri.” Kataku, kami berjalan berdampingan..
“Yaaa.. bagaimana kau tau? Apa kau pernah masuk kamarku? Ahh.. jangan-jangan kau pernah masuk kamarku menyamar sebagai cleaning service.” katanya menatapku takjub.
“Issshh.. Untuk apa aku melakukan itu? Tak ada yang mau membayarku untuk itu.”
“Hey, kita naik itu.” Dia menunjuk Roller coster didepan kami.
“Hhhmm.. Baiklah.” Kami menuju Roller coster.
#1 destination Roller Coster – done ………..
“Howaaaaa….. Tadi itu sangat menegangkan!!!! ”
teriaknya saat turun dari roller coster, tadi kami duduk
berdampingan, Dia tak melepaskan tanganku sedetikpun. Sepertinya dia
ketakutan. Haha..
Kami berjalan menuruni tangga..
“Ehhmm,, Hyung, bisakah kau memphoto kami berdua?” kata Hyukjae berbicara pada namja didepannya.
“Oh baiklah.” HyukJae memintaku menyerahkan kameraku.
Dia berdiri disampingku dan menyimpan satu tanganya dipundakku. Aku kaget dan melihat kearahnya, dia hanya tersenyum. “Ayo Senyum!” Dia memerintahkanku untuk ikut senyum.
Kami berphoto berdua.
#2 destination Hysteria
Setelah aku menolak habis-habisan karena takut, akhirnya Lee HyukJae mengantri untuk naik Hysteria sendiri. “Kau masih punya kesempatan untuk mundur, Tuan Lee.” Kataku berdiri diluar antrian.
Dia hanya menggelangkan wajah So berani.
Sekarang giliran dia.. Sabuk pengaman sudah terpasang, aku penasaran melihatnya naik hysteria, aku mengeluarkan kameraku bersiap mengambil gambarnya, Ahh.. sayang sekali dia menggunakan masker..
Darah didadaku naik turun searah laju Hysteria yang naik turun, Oh My God!
Dia turun, aku menyambutnya dengan memotonya. Nafasnya terdengar menderu dibalik maskernya.
Dia memegang lengan tanganku Begitu erat. Badannya gemetaran.
Aku menahan tawa. “Kubilang juga apa. Kekekkkeee..” aku tertawa kecil. “Diamlah.” Katanya masih gemetaran.
Dia masih memegangku dengan kencang. “Minumlah.” Aku menyodorkan minuman padanya, kami duduk dibangku terdekat, dia membuka sedikit maskernya. Aku mengambil photonya.
Tak terasa hari sudah mulai gelap, sekarang kami sedang duduk di kincir raksasa.
Kincir raksasa mulai bergerak keatas. Kami duduk berdampingan. Lee Hyukjae membuka masker dan topinya membereskan sedikit rambutnya. “Ahh.. akhirnya aku bisa bernafas.”
Aku memperhatikanny a,
wajahnya berkeringat karena tertutup masker. Dia membersihkan
keringat dengan tangannya. Kemudian dia mengeluarkan handphonenya.
“Sini.”
Dia melingkarkan tangannya di bahuku dan menarik tubuhku hingga kepalaku menempel didadanya, dadaku berdegup kencang, ada apa ini? Kenapa dadaku berdegup sekencang ini? “Say, Kimciii” Dia mengambil photo kami berdua dengan handphonenya.
“Ya, kau tak melihat kamera. Sekali lagi.” Dia kembali mendekatkan tubuhnya padaku, dadaku kembali berdegup kencang. Kali ini aku tersenyum memandang kamera dihandphonenya.
Kami saling memandang beberapa saat. Degupan didadaku semakin tak terkontrol. Aku menjauhkan tubuhku dari pelukkannya. Aku bergeser agar tak terlalu dekat dengannya.
Hampir satu putaran kami habiskan dengan diam..
Kami sibuk dengan pikiran kami sendiri..
“Hey Kang Hyo Ra, apa dadamu berdegup kencang saat bersamaku?” pertanyaanya tiba-tiba mengagetkanku.
“Hhhmm??” aku kaget dan kembali bertanya.
“Kenapa dadaku selalu berdegup kencang setiap mengingatmu?” dia menatapku. Aku membalas tatapanya tak mengerti.
“Dari saat pertama kali bertemu denganmu, di tangga darurat waktu itu, entah kenapa aku selalu memikirkanmu.” Aku menatapnya tak percaya.
“Setiap aku memikirkanmu, dadaku akan mulai berdegup dengan cepat.” Lanjutnya.
“Sebulan ini aku tak pernah berhenti memikirkanmu, tapi karena jadwalku yang sangat padat aku tak bisa menemuimu, padahal aku sangat ingin bertemu denganmu.” Aku masih tak menjawabnya
“Kang Hyo Ra.”
“Yah?.” Aku melirik kearahnya.
Dia menarik daguku dan mencium bibirku, membuka bibirnya dan melumat bibirku dengan lahap tepat saat kami berada dipuncak kincir raksasa. Dia terus menciumku, aku tak membalas ciumannya juga tak menghindar. Hanya diam.
Dia melepaskan bibirku, “Ya apa yang kaa” aku mendorong dadanya, tapi tangannya menangkap tanganku dan menempelkannya didadaku.
“Dengarkan ini. Howaaaa… kau bisa merasakannya kan? Dadaku berdegup semakin kencang sekarang.” Aku dapat merasakannya, dadanya berdegup sangat kencang, begitu juga dengan aku.
Dia tak tau kalau selama sebulan ini aku juga tak pernah berhenti memikirkannya. Setiap hari aku selalu mencari informasi tentang keberadaannya. Seiap hari aku selalu ingin mengetahui setiap kegiatannya.
Chu..
Aku memberanikan diri mencium pipinya sekilas. Aku tersenyum.
“Yaaa..” dia terlihat senang sambil memegang pipinya.
“Apa degupan didadamu semakin kencang?” aku tersenyum lebar padanya.
Dia kembali mencium bibirku sekilas. Kemudian tersenyum padaku.
“Cepat pakai lagi maskermu, kincirnya akan segera berhenti.” Kataku. Dia menurutiku, dipakainya lagi masker dan topinya.
Dia melihat lagi layar handphonenya.
“Ya, Hyo Ra-yaa.. apa yang akan terjadi yah kalau aku mengupload photo ini di account twitter pribadiku??” katanya memperlihatkan poto kami berdua yang diambilnya tadi.
“Kau tidak akan melakukannya.”
“Bagaimana kalau aku melakukannya?” tantangnya
“Memangnya kau berani mempertaruhkan reputsimu sebagai member boyband terkenal korea?”
“Aku berani.” Dia menatapku serius.
“Aisshh… sebaiknya kita bersiap untuk turun.”
—
Aku berbaring diranjangku.. memejamkan mataku.. merekam ulang apa yang telah terjadi hari ini.
Dadaku berdegup kencang. Aku memegang dadaku. Jadi begini rasanya..
Aku melihat layar handphoneku, membuka account twitterku. Melihat kebawah Timelineku.
27 minutes ago..
@AllRiseSilver i’m really happy today twitpic.com/ au2k3xz
Aku menekan link potonya. Aku tersenyum, itu photo yang kuambil tadi, Saat diatas kincir raksasa. Di photo itu memang hanya ada dia sendiri. Tapi aku tetap saja merasa sangat bahagia..
Aku hanya membiarkan twitt nya. Aku RT juga percuma. Dia tidak akan tau itu aku.
Kemudian aku terkadet mendengar handphone yang ku pegang berbunyi..
Lee Hyukjae meneleponku??
Ottheo?? Aku nerveos..
Bagaimana ini??
“yo.. yoboseo.”
*Lee Hyuk Jae POV*
“eeteuk Hyung, sepertinya si Monyet sudah Gila. Dari tadi senyam-senyum sendiri.” Kata Kyuhyun dengan tak sopannya memanggilku monyet. Dia beruntung tak ku tendang karena hari ini aku sedang bahagia.
Sepulang dari taman hiburan kemarin, aku tak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku. Sehingga disetiap kesempatan aku tak pernah berhenti tersenyum.
“Ya, Eunhyuk-ahh, kau kemarin seharian kemana? Ada kesempatan langka bisa libur seharian, harusnya kau gunakan untuk istirahat.” Kata eeteuk hyung duduk disampingku.
“Aroo.. Kajja, kita latihan lagi.” Ajakku mengalihkan pembicaraan.
—
Sejak waktu, setelah kami bertukar nomor handphone, kami tak pernah putus kontak. Setiap saat aku selalu memberitahukan semua kegiatanku.
Dan lagi-lagi aku mengutuk diriku sendiri, karena jadwalku yang amat sangat padat, Aku tak pernah punya kesempatan untuk menemuinya, aku hanya bisa mendengarkan suaranya ditelepon, itu pun tak bisa kulakukan setiap hari, karena aku harus merahasiakan ini pada semua orang.
Aku tak ingin membahayakan Kang Hyo Ra.
2 bulan berlalu, aku masih belum punya kesempatan untuk menemuinya. Padahal aku sangat-sangat merindukannya..
Setiap ada kesempatan aku pasti meneleponnya, dia terdengar bahagia saat ku telepon, aku senang mendengarkannya bercerita tentang pengalamannya sebagai photografer.
Ahh.. sekitar 1 bulan lalu, aplikasinya disalah satu studio photo diterima, sekarang dia tak lagi bekerja sebagai sasaeng fans. Itu melegakanku, setidaknya aku tak perlu terlalu mengkhawatirkan nya.
Memasukki bulan ke-3, aku mulai merasakan ada yang aneh dengannya. Dia mulai jarang membalas pesanku, mulai jarang bercerita tentang pekerjaanya padaku, terdengar seperti bosan setiap aku menceritakan kegiatanku…
Apa dia kecewa karena aku tak pernah menemuinya?
Sudah seminggu ini dia tak pernah membalas pesan dari, juga tak pernah menjawab teleponku. Ada apa dengannya? Bagaimana ini? Aku harus menemuinya. Sial! Kenapa jadwalku padat sekali.
Hari ini, aku sudah tak sabar menunggu hari ini.
Hari ini aku ada waktu kosong sekitar 4 jam, aku langsung melajukan mobilku menuju rumah Knag Hyo Ra, aku langsung berlari menaiki tangga ketika turun dari mobilku.
Aku menekan bel..
“Hyo Ra-yaa.. Kang Hyo Ra, apa kau didalam?” kataku ketika sampai didepan pintu rumahnya.
Setalah menekan bel dan memanggil namanya berkali-kali tapi tetap tak ada jawaban.
Aku turun mendatangi pemilik rumah susun.
“Ajhuma, Apa kau tau dimana Kang Hyo Ra?” tanyaku ketika dia membukakan pintu rumahnya.
“Kang Hyo Ra? Tadi pagi dia berpamitan, katanya dia akan pergi ke Milan, Italy. Dia ikut Boss di tempatnya bekerja, dia diminta sebagai asisten dan pindah bekerja kesana.” Jelasnya.
“Mwo????” Aku kaget mendengar jawabnnya.
“Kalau kau pergi ke bandara sekarang, mungkin kau masih sempat bertemu dengannya.”
Aku langsung melejukan mobilku dengan sangat kencang.
Ada apa dengannya, kenapa dia pergi tanpa memberitahuku?
Dia pikir aku apa?
Aku berlari ke pusat informasi menanyakan pesawat tujuan milan sudah pergi atau belum. Katanya pesawatnya akan pergi 30 menit lagi, seluruh penumpang sudah berada dalam pesawat sekarang.
Kang Hyo Ra, Noe….
“Berikan aku tiket ke Milan.”
Untunglah pasport ku masih tertinggal di tasku sepulang dari konser di singapura kemarin.
Aku masuk kedalam pesawat.
Aku mencari disetiap tempat duduk.
Aku menemukannya, duduk dikursi samping jendela, sedang melihat kearah jendela.
“Tuan, apakah kita dapat bertukar tempat duduk? Kau boleh duduk di kursiku, dikelas VIP.” Kataku pada laki-laki yang duduk disamping Hyo Ra.
Dia setuju.
Aku duduk disampingnya. Tak berkata sedikitpun, hanya memperhatikanny a yang diam memandang kaca. Air matanya menetes.
Dia menangis??
Kenapa dia menangis? Ada apa dengannya?
“Kang Hyo Ra.”
Aku memanggil namanya pelan.
Dia membalikkan badan, matanya merah, sepertinya sudah dari tadi dia menangis.
“Lee Hyukjae.” Dia langsung memelukku. Dan menangis sejadinya.
“Aku pikir aku tak akan bertemu denganmu lagi.” Dia masih memelukku dan terus menangis.
“Ya! Kenapa aku pergi tanpa memberitahuku?”
Dia melepaskan pelukanku. Dia tertunduk tak berani menatapku.
“Hey, lihat aku.” Aku mengangkat gadunya.
Mata kami bertemu.
Dia menceritakan, Boss ditempatnya bekerja diterima sebagai photografer di sebuah studio terkenal di Milan, dan dia menyukai bakat Hyo Ra dan mengajaknya ke Milan sebagai asistennya, juga akan membiayai kuliahnya.
“Ini kesempatan langka, jadi aku memutuskan untuk pergi. Maafkan aku pergi tanpa memberi tahumu.” Katanya menyesal.
“Kau tak pernah membalas pesanku, juga menjawab teleponku, aku sangat khawatir, kau pikir setelah kau pergi aku aka melupakanmu begitu saja.” Aku sedikit marah padanya.
“Maaf. Aku tak percaya diri dengan hubungan ini. Aku merasa..”
“Ya, ada apa denganmu.” Aku memotong pembicaannya.
“Maafkan aku.”
“Aku akan menunggumu.”
—-
Kami sampai di Bandara internasional di kota Milan, Italy.
Kami duduk berdua disebuah coffee shop masih didalam bandara.
“Dengarkan aku, Setiap hari kau harus mengirimku email, aku harus tau apa yang kau lakukan setiap hari. Kau mengerti.” Kataku padanya
“Kau serius akan mengungguku?”
“Apa aku terlihat berbohong?”
“Aku tak yakin.” Jawabnya.
“Jangan pernah melirik namja lain selain aku. Kalau kau melakukannya, aku akan langsung membawamu pulang ke korea.
Dia menatapku tak percaya..
—————oOo——————–
4 years later…
*Kang Hyo Ra POV*
Aku keluar dari bandara Inchoen.
Lee Hyukjae bilang akan menjemputku..
Dimana dia??
Kemudian aku melihat seorang namja bermasker mengaangkat kertas bertuliskan “KANG HYO RA”
Aku tersenyum kemudian menghampirinya.
Aku mengerutkan dahi. Itu bukan Lee Hyukjae.
“Hyo Ra Noona, Eunhyuk Hyung sedang sibuk, jadi aku yang datang menjemputmu. Kajja.” Kata namja itu.
Lee HyukJae, kau bilang kau sendiri yang akan menjemputku. Awas kau nanti. Berani berbohong padaku.
Aku masuk kedalam mobil, namja itu membuka maskernya.
“Bukankah kau Cho Kyuhyun?” bukankah dia member super junior juga?
“Ne, Kyuhyun imnida, bangapseumnida. ” Dia menundukkan kepala padaku.
Aku menundukkan kepala. “Hyo Ra imnida, apa kalian pulang perform? Bajumu rapih sekali.” Dia tak menjawab hanya tersenyum padaku.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam.
Kami sampai didepan sebuah hotel. Aku mengerutkan dahi. Kenapa dia membawaku ke hotel?
Hotel ini sangat mewah.
Kyuhyun membawaku kedalam sebuah ruangan. Dan dia pergi meninggalkanku.
Sekitar 4 orang yoeja menyambutku dan menyuruhku duduk didepan kaca. Mereka langsung meriasku.
Salah satu yoeja membawa sebuah gaun, gaun putih yang sangat cantik.
“Silahkan pakai ini nona.” Aku kaget.
“Ini untukku?” aku menerimanya tak percaya.
“Tentu saja, bukankah ini hari pernikahan nona bersama Lee Hyukjae?”
Mworagooooooooo ????? Aku tak percaya.
Aku telah selesai didandani.
“Apa kau sudah siap Kang Hyo Ra-ssi?” seorang namja berlesung pipit memasukki ruanganku.
“Leeteuk-ssi?”
“Nde, aku datang untuk menjemputmu, Kajja.. pangeraanmu telah menunggu.” Dia membawaku ke rooptof hotel.
Aku disambut oleh orang ramai, bahkan bibi dan pamanku, keluargaku yang tersisa pun datang. Aku terharu.
Atap hotel telah disulap menjadi taman yang sangat cantik. “Apa kau siap?” Leeteuk yang sedari tapi berada disampingku menyuruhku untuk mengandeng lengannya.
Aku melangkahkan kaki melewati karpet merah. Didepan Altar sana seorang namja telah menunggu.
Aku berjalan dikarpet merah menuju altar, semua orang memandangku..
Sesampainya di altar, leeteuk memberikan tanganku padanya.
Dia tersenyum padaku. “Kau cantik.” Katanya..
—-
Malamnya..
“Kau pasti lelah?” Lee Hyukjae menghampiriku dan memijit kedua pundakku.
Aku memegang kedua tangannya, dan membawanya supaya berdiri didepanku.
Dia berjongkok didepanku, sedangkan aku duduk diranjang.
Kami saling memandang.
Dia mencium tanganku. “Aku bahagia, akhirnya kita menikah.” Katanya.
Aku lebih dari bahagia, dia membuktikan kata-katanya untuk menungguku selama 4 tahun, itu bukan waktu yang sebentar.
“Aku juga.” Kataku.
Dia berdiri mendekatiku, dia mencium bibirku lembut.
Aku meladeni ciumannya.
Ciuman kami semakin dalam.
Aku mundur dari tempat dudukku, Dia merebahkanku dikasur. Dia diatasku sekarang. Dia Menyisir rambutku dengan tanganya perlahan. Memperhatikan wajahku sebentar kemudian kembali menciumku dengan lembut.
Dia melumat bibirku basah, kami berciuman lama.
Tak kusangka, dia sangat memperlakukanku
dengan lembut. Sambil menciumi leherku, dia menurunkan gaunku
perlahan, aku tak memakai bra, sehingga sekarang payudaraku terpampang
jelas.
Dia menggesekkan hidungnya dipayudaraku. “Bolehkah aku?”
“Aku milikmu sekarang.”
Dia mempermainkan payudayaku dengan kedua tanagnnya, di begitu menyukainya.
Sekarang dia mulai menyedot payudaraku dengn lahap.
“Auuuwcchhh.. nngghhh..” desahku.
Dia kembali mencium bibirku, dan tangannya sudah berhasil menurnkan seluruh gaunku terjatuh kebawah ranjang. Aku mulai membuka resleting celananya, menurunkan celananya.
Kami masih berciumman. “mmmhh.. mmh.. mmh. Aaaaahhh,, sakit…pelanhhh- pelan.” kataku ketika dia memasukkan dua jarinya.
Tanganku mencari juniornya. Aku mendapatkannya, aku meremasnya.
“Owhh.. lebih keras lagi.. lebih kerass.. ahh..”
Aku meremas-remas junior Hyukjae dengan keras dan semakin cepet, begitu juga adukan jarinya didalam vaginaku yang semakin gila…
“nnngggghhh,,, aahhh.. hhmm.. hhmm.. nnnnggghhh. ahh.. ohh teruss.. teruss.. hosshh.. hhm..” racau kami bergantian.
Orgasme pertamaku. Rasanya sangat nikmat.
Sedari tadi mulutnya tak berhenti mempermainkan payudaraku, sepertinya dia sangat menyukainya.
“Apa kau siap?” aku hanya mengangguk.
Dia bersiap memasukkan juniornya.
“aw.. pelan.. pelan.. sshhh.. perih… ahh.. apa sudah masuk?” aku melihatnya.
Junior Lee Hyukjae yang besar baru setengahnya masuk vaginaku. Oh My God. Apa benda sebesar itu dapat masuk kelubangku?
Aku menutup mata tak berani melihatnya. Tapi aku penasaran, aku kembali membuka mataku dan Lee Hyukjae masih berusaha memasukkannya.
Dia mengeluarkannya kembali.
“Wae?” aku sedikit kecewa.
Dia tersenyum.
“kau telihat kaget melihat ukuran juniorku.” Dia malah mengajakku mengobrol. -,-“
“Cepat masukkan saja.” Kataku kesal.
“Eyy.. kau sangat tak sabaran Nyonya Lee.” Dia malah menggodaku.
“kalau kau tak berniat memasukkannya, aku akan mandi sekarang.” Aku mengancamnya
“ah,,ah,, jangan, baiklah jangan pergi. Tadi itu susah masuknya, coba kau berdiri.”
Dia menyuruhku menungging dan berpeganan pada ujung ranjang.
“Aaaaaaaaaaaaaa ahhhhhhhhhhhhhh hhh….” Dia memasukkan juniornya dalam vaginaku dalam sekali hentakkan. Ini sanagat sakit.
“SAKIT BOHOH!!!!!”
“Maaf, kalau tidak seperti itu, tidak akan masuk.” Dia cengengesan.
Dia menggerakkan juniornya, tapi aku masih kesakitan. Aku meringis. Bayangkan sebuah benda tumpul yang sangat besar memasuki vagina kalain dan menyobek selapu yanga ada didalamnya. Periiiihhhh..
Dia membalik tubuhku, Rasanya nikmat, saat dia membalik tubuhku jadi menhadap kearahny, otomatis juniornya juga berputar divaginaku.
Dia kembali merebahkanku.
Dia mulai menggerakkan juniornya kali ini tidak begitu perih.
Lama kelamaan Dia semakin cepat menggenjotku.
“Ahhh.. nngghhkk.. nggghh.. ahhh.. hhmm.. hhmmm.. awchh.. oh.. ahh.” Racau seiring genjotannya yang semakin cepat.
Aku menatap wajahnya, dia sangat bergairah. Keringat mengucur dari pelipis dahinya.
“Mmmhhh…” aku orgasme untuk kesekian kalinya.
“Ohh.. terus.. ohh.. Lee Hyuk Jaee.. ohhh…”
“Hhmm.. Hyo Ra-yaa. Kau sangat sexy, Owhhh.. Owhhh.. Sangat nikmat.. ahhh.”
“Terruuuusss… lebih cepat.. ahhh..”
“hhh.. hhhehhhmmmm.. ahhh.. Hyo Ra ya saranghae.”
“Na do,, ahh.. aku keluarrrr lagihh.. ahhh..” dia msih saja menggenjot juniornya.
“hhmm.. mmmhh..” bibir kami kembali berciuman.
Aku merasa vaginaku sesak, juniornya semakin membesar. “Aaaaaaaarrgggh hhhhh…. keluar.. ahhh” katanya menghembuskan nafas lega.
Dia menggerakkan lagi juniornya. “Sekali lagi.”
“hhmmm…”
“Aku ingin seklai lagi. Ohhh. Ini sangat nikmat, kau jugakan Hyo Ra?”
“Iyaaahhh,, sangatttt.. owhhh… lanjut.. aohhhhh..”
“Ohhh.. yessss… seperti itu,, terus,,”
Entah berapa lama kami bergelut diatas ranjang.
Tiba-tiba..
“Hyung, Apa kau tidak lelah?” terdengar seseorang berbisik dari balik pintu.
“YA, CHO KYUHYUN!!! KAU MENGUPING????? AWAS KAU!!!!!!!!!!!
2. Judul : SASAENG FANS!
3. Kategori: NC 21, Yadong, Oneshoot
4. Cast:
- Lee Hyuk Jae
- Kang Hyo Ra
I’m your biggest fan i’ll follow you until you love me…
(Paparazzi by Lady Gaga)
*Lee Hyuk Jae POV*
“Ya,, Eunhyuk-ahh irona, kita sudah sampai.” Seseorang membangunkanku.
Aku membuka mata, donghae membangunkanku,
“Ahh.. donghae-yaa kita sudah sampai.” Aku lihat Member lain sudah tak ada di mobil. Tinggal aku dan Donghae. Aku mengambil tas dan keluar dari mobil setelah mengucapkan terima kasih pada sopir yang mengantar kami.
“Bahkan sekarang dimobilpun aku bisa tertidur dengan sangat lelap. Mau sampai kapan kita seperti ini yah, donghae-yaa?” Kataku ketika berjalan menuju lift.
“Molla, terkadang aku juga ingin seperti orang lain yang bisa tidur 8 jam setiap hari.” Balas Donghae.
Aku hanya tersenyum mendengar kata-katanya. Sepertinya itu hal yang mustahil bagi kami sekarang. Tiba-tiba aku merasa ada yang mengikutiku dari belakang. Aku berhenti melangkahkan kakiku.
“Wae.” Donghae menoleh kearahku.
“Sepertinya ada yang mengikuti kita.” Aku menoleh kebelakang dan sekeliling kami. Tak ada seorang pun disana. Mungkin Cuma perasaanku saja.
“Eyyyiissss.. tak ada siapa-siapa kau jangan membuatku takut.” Kata donghae. “Tak mungkin ada hantu disini.” Lanjutnya.
“Ya! Kau ini sudah dewasa, masa kau masih percaya hantu, sepertinya ada orang yang mengikuti kita.” Aku melihat mobil taksi yang terparkit tak jauh dari tempat kami berdiri sekarang. Aku meyipitkan mata, aku yakin tadi melihat seseorang disana.
“Sudahlah, ayo kita naik, member lain pasti sudah menunggu kita, sekarang kan ada makan bersama merayakan berakhirnya comeback stage album ke-6 kita. Ppali..” Donghae menarik tanganku memasuki lift. Sementara mataku masih fokus pada taksi itu.
Selama di lift aku hanya diam, masih heran. Sementara Donghae sedang menjawab telepon dari eeteuk hyung yang menyuruh kami segera ke dorm. Aku yakin tadi melihat seseorang..
Kami keluar lift..
“Ne Hyung, kami baru keluar lift.” Seru Donghae diteleponya. “Kajja.” Ajaknya padaku.
“Kau masuk saja duluan.” Donghae masuk ke dorm terlebih dahulu.
Aku membuka pintu darurat disamping Lift. Tak ada siapa-siapa. Aku menutup kembali pintu itu, kemudian aku mendengar suara orang menjerit dari dalam pintu, aku membuka kembali pintu darurat dan aku melihat seorang yeoja bertopi dengan tas di pundak dan kamera ditangannya sedang duduk ditangga meringis sambil memegang kakinya.
“Noe, gwenchanna?” aku mendekatinya.
Tapi dia berusaha berdiri, sepertinya ingin menjauhiku. Dia duduk lagi tak kuat berdiri, sepertinya kakinya terkilir. Aku duduk disampingnya.
“Sepertinya kakimu terkilir?” aku hendak memegang kakinya. Tapi dia menolaknya.
“Jangan sentuh aku.” Katanya tak berani menatapku.
“Waeyo? Biar kulihat kakimu, kakimu terkilir.”
“Aku bilang jangan sentuh aku!” katanya galak. Kali ini dia menatapku dengan tatapan takut? Kenapa dia seperti takut padaku.
“Ya, kenapa kau seperti takut melihatku? Bukannya kau mengikutiku dari basement tadi? Ini aku Super Junior Lee Hyukjae yang terkenal itu. Kenapa berhadapan denganku kau malah seperti ini? Harusnya kau memelukku bukan malah takut padaku. Kau ini aneh sekali. Kau ini Fans ku atau bukan??” Kataku cuek.
Dia hanya diam.
“Ahh, guere.. kau mau minta tanda tanganku kan? Sini aku harus tanda tangan dimana?” Dia menatapku, sekarang tatapannya berubah. Tatapan kesal.
Dia ini fans macam apa? Aneh sekali..
Aku mengeluarkan ballpoin di saku celanaku. “Kang Hyo Ra.” Aku membaca tulisan di kameranya.
“Namamu Kang Hyo Ra? Baiklah Kang Hyo Ra-ssi, jadi dimana aku harus tanda tangan? Ehh.. tapi kau berjanji setelah mendapat tanda tanganku kau harus pulang, ini sudah larut. Orang tuamu pasti khawatir.” Kataku.
Dia malah berdiri.
“Kau tak perlu mengkhawatirkan
Dan dia benar-benar terjatuh. Tanpa pikir panjang aku langsung menggendongnya dengan kedua tanganku.
“Ya, turunkan aku!” dia memukulku.
“Kakimu terkilir. Aku antar kau sampai bawah.” kataku
“Aku bilang turunkan aku.”
“Diamlah, kalau kau bergerak nanti aku tak kuat mengendongmu.” Kataku.
Setelah menuruni beberapa anak tangga Akhirnya dia diam. Tangannya melingkar dileherku, dia tak berani menatapku. Kami hampir sampai dilantai paling bawah. Tinggal beberapa anak tangga lagi. Aku terpaksa menggunakan tangga darurat, karena bisa gawat kalau sampai wartawan tau aku menggendong seorang yoeja.
“Kau tidak akan tiba-tiba memperkosaku kan?” pertanyaannya yang tiba-tiba itu membuatku kaget.
Aku berhenti melangkah. aku menatap wajahnya. Dia terlihat mulai ketakutan sekarang.
Aku menurunkannya dan mendudukannya di salah satu anak tangga. “Apa maksud pertanyaanmu tadi?” Dia hanya menunduk.
Kemudian aku teringat sesuatu.
Dan aku mulai tertawa. Konyol sekali. Aku mulai tertawa lagi.
“Ya! Aisshh.. Kau pasti suka baca FF No Children yang dibuat Fans fans ku kan?” aku tertawa lagi.
Dia hanya menunduk. Ini konyol sekali. Fanfiction No Children memang sedang marak bertebaran diberbagai blog dan wordpress sekarang ini. Dan aku sepertinya orang yang dikambing hitamkan.
Beberapa kali bahkan sering kali aku menemukan FF NC dengan main Cast Lee Hyukjae. Entahlah siapa yang pertama kali melabeli jidat ku ini dengan label YADONG!
Aku sendiri heran, kenapa para pembuat FF NC itu suka sekali menjadikanku sebagai tokoh utama. Baiklah kita kembali ke yoeja disampingku ini.
Ingin sekali aku jitak kepalanya. Aku yakin diluar sana bukan hanya dia yang menganggapku sebagai MASKOT OF YADONG. Mereka yang menganggapku demikian, sebenarnya mengidolakanku sebagai apa?
Kadang aku penasaran, apa yang ada diotak mereka saat melihatku perform? Terus apa bedanya aku dengan Maria Ozawa? Aku bergidik sendiri jika membayangkannya
Aku juga tak ingin disalahkan sebagai perusak mental anak muda, karena mereka membaca bacaan yang seharusnya tidak mereka baca diusianya.
Tapi yoeja disampingku, aku yakin usianya tak jauh dariku, mungin dia 2-3 tahun dibawahku. Umur yang cukup tua menurutku untuk seorang E.L.F.. *kaya umur author -____-*
“Ya, Kang Hyo Ra, tadi kau bilang kau bukan fansku, tapi kau suka baca Fanfiction yang pemerannya aku.” Tanyaku. Dia terlihat kebingungan menjawab pertanyaanku.
Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Lee Donghae meneleponku. Mungkin mereka sudah terlalu lama menungguku di dorm.
“Ohh.. Donghae-yaa.” Aku mengangkat telepon. Seperti dugaanku, donghae langsung berteriak menanyakan dimana keberadaanku.
“Apa itu Lee Donghae?” katanya sambil langsung tersenyum manis sekali ketika tau donghae yang meneleponku. Aku hanya meliriknya sebentar.
“Ijinkan aku berbicara sebentar dengannya. Jebal.. Jebal.. Jeball..” katanya lagi pengan mata puppy eyes nya. Berubah 180o
“Kalian makan duluan saja. Sisakan untukku, kalau tidak kau mati.” Ancamku. Aku menutup teleponya. Dan menatap Kang Hyo Ra.
“Jadi dari tadi kau mengikuti kami, karena kau fans nya donghae, bukan fans ku. Begitu?” Aku sedikit kecewa mengetahui ini. Harusnya tadi langsung aku tinggalkan saja yoeja ini.
Dia kembali menatapku dengan tatapan kesal. “Kenapa kau tak memberikan telepon itu padaku??” dia membentakku. “Aisshh.. padahal aku bisa mendapatkan uang banyak kalau aku berhasil merekam suaranya.” Bisiknya pelan yang masih terdengar olehku.
“Mworago?” Aku mengerutkan dahi. Berani sakali dia membentakku. “apa yang kau katakan barusan?” kataku.
“Ahh.. sudahlah. Aku mau pulang. Gara-gara kau semuanya gagal.” Katanya sambil berusaha menuruni anak tangga yang tersisa dan keluar melalui pintu darurat.
“Ya, Kang Hyo Ra.” Aku berniat mengejarnya. Tapi ketika aku membuka sedikit pintu darurat aku lihat ada beberapa wartawan duduk dilobi apartemenku. Aku mengurungkan niatku dan kembali ke dorm.
—
*Kang Hyo Ra POV*
Aku setengah berlari meninggalkan gedung apartemen tempat member super junior berada. Aku langsung menaiki taksi sewaanku yang sudah menungguku dari tadi. Aku melihat kameraku melihat photo photo Lee Donghae yang berhasil ku ambil dari tadi sore sejak dia perform live outdoor di acara program musik salah satu tv swasta.
“Siapa targetmu hari ini Aggashi?” tanya sopir taksi yang sudah menjadi langgananku ini.
“Lee Donghae, member super junior.” Kataku masih melihat photo-photo hasil jepretanku.
Aku adalah yoeja berusia 22 tahun. Hobby ku photografi, dan demi membiayai hidupku, aku bekerja sebagai photografer amatir. Aku tidak bekerja diagensi manapun, aku bekerja sendiri.
Jika seseorang menginginkan jasaku, mereka bisa langsung menghubungiku. Tapi entah kenapa semenjak aku menjalani pekerjaan ini, klien ku rata-rata seorang Fans labil yang kaya raya yang bisa dengan mudahnya mengeluarkan uang mereka hanya demi mendapatkan photo idolanya secara langsung. Jadilah aku seorang sasaeng fans.
Sebenarnya aku bukannya tak ingin bekerja sebagai photografer profesional, sudah ratusan atau mungkin ribuan lamaran telah aku kirim ke berbagai perusahaan, tapi tak ada yang pernah menghubungiku. Mungkin karena pendidikanku yang hanya sampai SMA.
Awalnya aku tak begitu peduli dengan dunia hiburan saat ini, aku tak mengikuti perkembangan musik korea yang katanya berkembang sangat pesat saat ini. Aku hanya peduli bagaimana mencari uang yang banyak agar aku bisa tetap hidup.
Mengenai pekerjaanku sebagai sasaeng fans..
Yah, untuk menjalankan profesi ini, setidaknya aku harus Tahu siapa targetku. Jadi aku harus mencari tau di internet. Dan benar kata namja yang tadi aku temui, sekarang ini banyak sekali blog yang berisi tentang FF NC, aku yang ingin mencari profile targetku, sempat beberapa kali tak sengaja memasuki blog yang berisi FF NC.
Karena penasaran aku mencari, dan hasilnya, Namja bernama Lee Hyukjae itu, sering sekali aku temukan di berbagai blog Fanfiction bergenre NC, yang sebenarnya setelah aku baca beberapa, jalan ceritanya, hampir mirip. Hanya menekankan adegan NC nya. *terus FF gue juga gitu?? -____- jitak Kang Hyo Ra*
Aku sampai rumah kecil sewaanku, aku melempar tas ke kursi dan duduk disebelahnya. Kuambil remote tv. Tv kubiarkan menyala sementara aku menuju dapur untuk membuat ramen. Mie Ramen akhir-akhir ini memang sudah menjadi makanan pokokku.
Aku memasukkan ramen kedalam air yang sudah mendidih, kemudian dari arah televisi aku mendengar suara yang tak asing di teliangaku, aku menoleh. Ternyata itu namja yang tadi, namja yang bernama Lee Hyukjae. Dia Sedang diwawancara bersama teman-temannya setelah perform tadi, bahkan tadi juga aku ada disekitar situ.
Aku menghampiri tv. “Isshh.. So ramah. Padahal orangnya sombong.”
Ehmm.. ga bisa dibilang sombong juga sebenarnya, tadi dia malah mau menggendongku dari lantai 11. Benakku masih memperhatikan dia di tv.
Wajahnya begitu ceria saat diwawancara, berbeda saat bertemu denganku tadi, matanya begitu merah seperti bangun tidur, terlihat sangat kelelahan.
Aku memakan ramenku sambil melihat hasil jepretanku hari ini. “Hhhmm.. besok aku masih harus mengikuti Lee Donghae lagi.” Tanganku berhenti ketika melihat photo Lee Hyukjae begitu jelas dibelakang Lee donghae.
Dia sedang menunduk, murung, wajahnya terlihat lelah. Diphoto berikutnya, masih dibelakang dongahe, seseorang menghampirinya.
Aku kembali melihat wajah murungnya…
Aku membuka laptopku.
Google Search-Super Junior Lee Hyukjae – Search Image
Hasil pencarian menunjukan photo-photo Lee Hyukjae, aku melihat satu persatu, dari yang mirip monyet sampe yang rambut blonde ga jelas.
Aku tertawa sendiri, apa yang ada diotaknya ketika memutuskan untuk merubah gaya rambutnya menjadi blonde, dia jelek sekali. Ckckckkk..
Kenapa dia sering sekali berganti gaya rambut? Aku masih melihat photo-photonya.
Next Search – Lee Hyukjae Fact
“Rapper dan Dancing machine nya Super Junior??? Are you sure? Orang seperti dia? Sepertinya ga mungkin.” Kataku kaget.
“Eunhyuk adalah member paling jorok dan jarang mandi. Nahhh,, kalau ini mungkin,, hahahhaha” aku tertawa sendiri.
Tak terasa sudah hampir pagi dan aku belum memejamkan mata sama sekali, semalaman aku depan laptop searching semua tentang Lee Hyuk Jae. Termasuk melihat video-videonya di Youtube. Disetiap Variety show, Dia begitu atraktif. Benar-benar seperti monyet -___-
“Ahh, sebaiknya aku tidur dulu sebentar.”
—
Siang harinya aku bergegas masuk taksi langgananku.
Aku harus lebih banyak mendapatkan photo Lee Donghae, semakin banyak photo yang kudapat, semakin besar uang yang akan aku peroleh. Benakku.
Hari ini Lee Donghae akan mengikuti acara reality show disalah satu tv swasta, aku akan berusaha masuk ke studio tempat shooting, aku akan berusaha menyamar jadi salah satu staff. Semoga kali ini aku berhasil.
Akhirnya aku sampai didepan gedung salah satu tv swasta
Aku berhasil masuk ke backstage setelah mendapatkan ID card salah seorang staff yang tertinggal di toilet.
Aku mengendap masuk ke ruang ganti yang dipintunya tertempel kertas. SUPER JUNIOR. Aku lihat ada sekitar beberapa member sedang bersiap-siap disana. Aku mencari diamana Lee Donghae
“Noona.” Aku terlonjak kaget ketika salah satu dari mereka memanggilku.
“e.. ee.. Nde?” aku mendekat.
Ohh tidak… itu si monyet.. Dia duduk depan kaca sedang dirapihkan rambutnya. Aku membalikkan badan takut terlihat. Aisshh.. dimana namja bernama Lee Donghae itu? Kenapa dia tak ada?
“Noona, bisakah kau membantuku memasang mic wirelesku?” kata namja berwajah imut berambut pirang memberikan mic wirelesnya.
“Ahh, ye..” kataku pelan.
Aku membantu memasangkan mic wireles dibajunya masih membelakangi Lee Hyukjae yang sepertinya tidak menyadari keberadaanku. Aku buru-buru keluar ruangan setelahnya.
Aisshh.. kenapa harus ada Lee HyukJae juga sih?? Benakku. Kataku duduk dilorong yang sepi.
Kemudian aku melihat Lee Donghae datang bersama seorang namja berambut gold dengan lesung pipit di pipinya. Aku lansung mengambil kamera di leherku.
“Lee Donghae-ssi, aku dari seksi dokumentasi, bisakah aku mengambil beberapa photomu?” aku mendekatinya dan langsung meminta photonya.
“Ahh.. baiklah.” Jawab Lee Donghae, sementara Namja berlesung pipit yang aku tak tau siapa namanya itu meninggalkan kami berdua.
Aku mulai memotret Lee Donghae dari beberapa anggel, Ohh.. aku akan dibayar mahal mendapat photo-photo eksklusif ini. Kau memang pinter Kang Hyo Ra.
Setelah mendapat photo yang lumayan banyak, Lee Donghae berpamitan dan masuk keruangan yang tadi aku masukki. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih padanya.
Sekarang aku bersiap memasuki ruang shooting reality show, aku akan memotret Lee Donghae selama reality show. Hari ini kerjaku sangat lancar, jarang sekali seperti ini.
—
Reality show dimulai, ada beberapa penonton sengaja disiapkan agar Reality show menjadi ramai. Aku duduk diantara penonton, Super Junior memasuki ruangan dan menempati tempat duduk mereka masing-masing.
Lee Donghae duduk disebelah si Monyet Lee Hyukjae, mereka terlihat akrab, aku mengambil beberapa photo mereka berdua.
Masing-masing mereka menunjukan kebisaan mereka, aku takjub saat mendengar namja berwajah kecil bermata sangat sipit bernyanyi, suaranya sangat merdu.
Sekarang giliran Lee hyukjae, musik upbeat mulai terdengar, aku membuka mulutku sedikit tak percaya, tak salah dia dijuluki dancing mechine super junior, dance nya benar benar hebat. Bagaimana tubuhnya bisa selentur itu?
Tanpa sadar selama sisa reality show aku terus memperhatikanny
Setelah Rality show selesai mereka kembali keruangan ganti, dan aku mengikutinya.
“Hey, siapa kau?” seseorang mememukanku ketika aku sedang mengendap masuk ke ruangan super junior.
Aku menolek kearahnya. “Kau bukan staff kami. Berhenti.”
Refleks aku langsung berlari dengan sangat kencang. Dia mengejarku. Aku berbelok masuk kedalam Gudang. Aku menutup pintu gudang dan bersembunyi dibalik papan besar.
Aku berhasil mengecohnya.
Segera kukeluarkan SD card dari dalam kamera dan kusembunyikan di saku dalam jaketku. Jika kemungkinan terburuk aku tertangkap, mereka tidak akan mendapatkan bukti apapun.
Hampir saja aku menjatuhkan kameraku karena kaget. Seorang namja tiba-tiba saja ada didepanku…
“jadi apa tujuanmu menyelundup dan menyamar sebagai staff, Kang Hyo Ra-ssi?”
*Lee Hyuk Jae POV*
Yoeja itu..
Aku lihat yoeja itu masuk keruanganku ketika aku bersiap didepan kaca merapihkan rambutku.
Untuk apa yoeja itu ada disini. Aku melihat ada ID card tergantung dilehernya. Aku tersenyum tipis, Dia sangat berbakat. Dari mana dia bisa mendapatkan ID card itu? Apa Dia tidak menyadari aku ada disini??
Aku lihat dia seperti mencari seseorang, mungkinkah dia sedang mencari Lee Donghae? Kemudian Lee Sungmin memintanya memasangkan Mic wireles. Aku hanya membiarkannya tak berniat mengganggunya.
Dia langsung bergegas pergi, aku yakin dia mencari lee Donghae, beberapa saat kemudian Eeteuk Hyung masuk.
“Ohh hyung, kau datang sendiri? Bukankah kau bersama Donghae?” tanya si Setan yang sedari tadi asyik bermain game di Ipad nya.
“Tadi ada seseorang memintanya untuk diphoto, dia staff disini.” Jawab eeteuk hyung sambil duduk disampingku bersiap didandani.
“Apa dia yoeja berambut panjang dengan topi hitam?” tanyaku padanya, aku yakin yang meminta donghae diphoto adalah kang Hyo Ra.
“Hhmm.. wae? Kau mengenalnya?” jawab eeteuk hyung membenarkan pernyataanku.
“Ahh,, anniyo.”
Tch.. Kang Hyo Ra, Noe Jinjaa.. benakku..
Kami mulai acara reality show, aku melihatnya sudah duduk di bangku penonton. Lagi-lagi aku tersenyum tak percaya. Dia bukan orang sembarangan.
Aku tak fokus dengan reality showku, beberapa kali aku memandang kearahnya, tapi dia tak menyadarinya, dia hanya sibuk memotret Lee Donghae. Apa dia seorang ELFishy?
Asssaa! Aku melihatnya mulai memperhatikanku
Setelah Reality show berakhir, aku sengaja untuk meninggalkan stage reality show terakhir, aku perlahan mengikutinya dari belakang. Dia mengikuti member Super Junior keruangannya. Apa lagi yang akan dia lakukan?
“Hey, siapa kau?”
Ohh.. dia tertangkap. Dia lari, aku mengikutinya. Hyo Ra masuk kedalam gudang, sedangkan yang mengejarnya tak melihatnya, dia terus lurus mencari Hyo Ra.
Aku masuk kedalam gudang perlahan, dia bersembunyi dibelakang papan besar. Dia tak menyadari didepannya ada sebuah kaca, sehingga aku dapat melihat apa yang dia lakukan. Dia mengeluarkan SD card dari kameranya. Cerdas tapi ceroboh.
“jadi apa tujuanmu menyelundup dan menyamar sebagai staff, Kang Hyo Ra-ssi?” kataku mengagetkannya.
“kkkaaauu??” dia terbata karena kaget melihatku tiba-tiba ada didepannya.
“Berikan SD card itu padaku, SD card yang kau masukkan ke saku jaketmu. Cepat!” kataku.
“Aa.. Appaa yang kau katakan?” dia pura-pura tak mengerti.
“Cepat berikan atau aku akan melaporkanmu pada security.” Kataku.
“Shiro.”
Aku berjalan mendekatinya. “menjauh. Menjauh dariku!” dia mundur menjauhiku.
Aku menarik jaketnya dan memasukkan tanganku kesaku jaketnya dan berhasil mengambil SD card itu.
“Kembalikan padaku.” Dia berusaha merebut SD card dari tanganku.
“Apa harus sejauh ini? Hhmm.. demi seseorang yang kau idolakan? Apa harus kau membahayakan dirimu sendiri?” aku bertanya memandangnya.
“Kumohon kembalikan.” Dia tak menjawab pertanyaanku.
“Jawab dulu pertanyaanku, untuk apa kau melakukan semua ini?”
“Kembalikan. Kembalikan itu padaku, Jebal.” Aku menggelangkan kepala.
Kemudian terdengar langkah kaki mendekati pintu gudang, aku bersembunyi, dia juga ikut bersembunyi.
Orang itu membuka pintu. “Apa ada orang didalam?”
“Ahh, sepertinya sudah tak ada siapa-siapa.” Cklekk.. pintu gudang tertutup dan aku mendengar pintu dikunci dari luar.
Aku memejamkan mataku ketika mendengar pintu terkunci. Aisshh.. Aku memandang yoeja didepanku dengan geram.
“Ya! Aisshh..” Aku membentaknya ingin memarahinya tapi aku tak tau harus mengatakan apa. Gara-gara aku mengikuti yoeja ini, aku jadi terkunci di gudang seperti ini. Sial.
“Otthoekkee..” dia terlihat cemas.
“Ini salahmu, kenapa kau tadi memilih masuk ke gudang.” Kataku pasrah.
“Kenapa kau malah mengikutiku? Harusnya aku sudah bisa melarikan diri kalau kau tak mengikutiku.” Katanya melotot padaku.
“Ya, kanapa kau marah padaku? Aisshh.. harusnya dari tadi aku melaporkanmu ke security, kau pikir aku tak tau kalau tadi yang membantu Sungmin membenarkan mic wireles nya itu kau.” Aku membalas melotot padanya.
Dia terlihat kaget.
Dia diam tak membalas perkataanku.
Kami hanya diam satu sama lain.
Karena selama reality show, bintang tamu dilarang membawa alat komunikasi, jadi sekarang aku tak membawa handphone, semunya aku tinggal diruang ganti. Hari ini aku benar-benar sial.
Aku menarik nafas. Apa yang harus aku lakukan? Sekarang sudah malam, pasti sudah tak ada orang diluar.
Aku meliriknya.
“Hey, kau belum menjawab pertanyaanku.” Kataku.
Dia tak menjawab. Hanya diam dengan tatapan kosong.
“Hey, Kang Hyo Ra, untuk apa kau mengikuti kami?” aku menggoyangkan tubuhnya.
“YA! BISAKAH KAU DIAM!!!!” dia membentakku dengan sangat kencang.
Aku terlonjak kaget. Aku membuka mulut tak percaya. “Yaa.. ya. Kenapa kau membentakku?” kataku sambil mengusap dadaku.
Dia terlihat menyadari bahwa dia barusan terlalu kencang membentakku. “Mian.” Jawabnya singkat. Kemudian dia kembali diam.
Aku mengerutkan dahi. Kenapa di dunia ini ada yoeja seaneh dia? Aku menggelangkan kepalaku menatapnya tak percaya.
Kami duduk berdampingan tanpa mengeluarkan suara.
—
“Hey, kau. Apa kau tak lelah?” Akhirnya,, setelah masing-masing kami hanya terdiam, Dia mengeluarkan suara. Apa dia bertanya padaku?
“Hhhmm?” aku memandangnya, memastikan kalau dia bertanya padaku.
“Kau, apa kau tak lelah? Harus selalu terlihat ceria didepan semua orang, padahal kau sedang kelelahan?” katanya lagi.
“Aku?” Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.
“Iya kau, kau pikir disini ada siapa lagi?” jawabnya gusar tanpa memandang kearahku.
“Kalau kau berbicara dengan seseorang, panggil namanya, dan tatap wajahnya. Itu baru namanya sopan.” Kataku.
“Ahh.. ya sudah kalau kau tak mau menjawabku.” Balasnya cuek.
Isshh.. kenapa dia begitu menyebalkan.
“Tch, kau lucu sekali, baru kali ini aku melihat fans seajaib dirimu.” Kataku.
“Sudah kukatakan, aku ini bukan fans mu.” Katanya sambil memandangku. Akhirnya..
“Hhmm,, Iya aku tau kau bukan fans ku, kau fans nya Donghae kan?” jawabku.
“Aku bukan fans siapa-siapa.” Katanya pelan.
“Hhhmmm? Lalu untuk apa kau melakukan semua ini?” aku heran mendengar jawabannya barusan.
Dia kembali terdiam.
Aku mengeluarkan SD card yang dari tadi ada disakukku.
“Kau tak mau menjawabku? Baiklah bagaimana kalau aku rusak SD card ini.” Aku memeggang kedua ujung SD card hendak membelahnya jadi dua.
“Janggaaann!”
“Katakan.”
“Aku dibayar.”
“Hhmm?” aku kembali bertanya karena tak begitu jelas mendengar jawabannya.
“Aku photografer bayaran, aku dibayar oleh seorang fans berat Lee Donghae untuk menjadi paparazzi. Aku dibayar untuk mengikutinya dan mengambil photonya. Begitulah caraku mencari uang untuk hidup. Sekarang kau puas.” Jelasnya.
Aku memandangnya tak percaya. Kenapa ada orang yang rela membayar orang lain demi mendapatka photo idolanya? Ini sangat mengerikan.
Dan yang paling membuatku tak percaya, Kang Hyo Ra. Kenapa ada orang sepertinya? Orang yang mau menerima pekerjaan seperti ini? Aku masih memandangnya.
“Sekarang cepat kembalikan SD cardku.” katanya mengagetkanku. Dia berusaha merebut SD card ditanganku, untung saja aku cepat menghindar.
“Kau dibayar berapa untuk hasil yang kau dapatkan?” tanyaku penasaran.
“Apa aku harus memberi tahukannya padamu?” jawabnya ketus.
“Katakan. Kalau ini demi uang. Aku akan membayar lebih supaya kau berhenti melakukan pekerjaan ini.” Kataku. Dia terlihat marah mendengar kata-kataku.
“Kenapa kau tak mencoba menjadi photografer profesional saja? Dari caramu mengambil photo, aku yakin kau berkemapuan untuk itu. Dari pada kau membahayakan dirimu seperti ini.” Lanjutku. Raut wajahnya berubah. Dia kembali diam.
“Kau taukan ini pekerjaan ilegal? Kau bisa ditangkap polisi dengan tuduhan mengganggu privasi orang lain.” Lagi-lgai dia tak menjawab pertanyaanku.
“Hey Kang Hyo Ra.”
Dia memandangku. Melotot kearahu. Dia menangkap tanganku dan berusaha merebut SD card ditanganku. Aku tak membiarkannya mendapatkan SD card itu.
“Ya, apa yang kau.” Dia mendorongku, saat aku akan terjatuh aku menarik tangannya sehingga dia terjatuh diatasku dan bibirnya tepat menempel dibibirku.
Dia melotot kaget dan melepaskan bibirnya yang menempel dibibirku. Dia masih berusaha mengambil SD card ditanganku.
Aku melotot ketika aku melihat papan besar di samping kami seperti akan terjatuh menimpa kami. Langsung saja aku membalik tubuhku, sehingga Hyo Ra ada dibawahku sekarang.
Dan sesuatu yang keras dan besar menimpa punggungku.
Lalu Semuanya gelap….
*Kang Hyo Ra POV*
Aku mendorongnya dengan keras, di malah menarik tanganku sehingga aku ikut terjatuh. Bibir kami bertemu. Ciuman pertamaku.. >
Aku kaget dan langsung melepaskan bibirku.
Aku tak peduli, aku berusaha merebut SD card ditangannya. Kemudian entah mengapa dia tiba-tida membalik tubuhku. Dia menindih tubuhku.
Papan besar disamping kami tejatuh dan menimpanya. “Aaaarrghhh.” Aku berteriak. Kepalanya menyentuh pundakku.
Ini sangat berat. “Ya,, ya.. Lee Hyuk Jae-ssii.” Aku menggoyang-goya
Dia pingsan..
Aku panik. Dengan susah payah aku keluar dari bawah papan dan menggeser papan besar yang menimpa tubuh Lee Hyukjae. Dia pingsan. Bagaimana ini. Ini sudah larut, aku harus minta tolong pada siapa?
“Lee Hyuk Jae-ssi. Irona.” Aku berulang kali menggoyang-goya
Aku mendekatkan jariku di hidungnya memaskitan kalau dia masih hidup. Syukurlah dia masih bernafas.
Sepertinya tadi kepalanya terbentur papan. Apa yang harus aku lakukan?
Kenapa dia membalik tubuhnya? Kenapa dia tak membiarkan aku saja yang tertimpa papan? Kenapa dia malah membahayakan dirinya? Aku menatapnya yang masih belum membuka matanya.
Lee Hyukjae-ssi.. kumohon bangunlah..
Sudah sekitar 2 jam Lee Hyukjae tak juga membuka matanya. Aku memegang tangannya. Dingin. Dia pasti kedinginan. Aku memegang kedua tangannya, menghangatkan tangannya.
Aku masih bertanya-tanya kenapa dia membahayakan dirinya demi menyelamatkanku
—
Aku membuka mataku, Ahh.. Aku tertidur..
Ku lihat Lee Hyukjae belum juga membuka matanya, sekali lagi aku mendekatkan jariku dihidungnya memastikan dia masih bernafas.
Badannya panas, dia demam, mungkin karena semalaman kedinginan. Tubuhnya menggigil.
Kulihat jam ditanganku, jam 7 pagi?? Sebentar lagi pasti seseorang membuka pintu gudang ini. Aku menggeser tubuh Lee Hyukjae bersembunyi.
Beberapa saat kemudian seseorang membuka kunci pintu. Aku masih menggunakan ID card staff jadi aku akan berusaha keluar dari gudang ini.
Aku memakaikan Topiku kekepala Lee Hyukjae. Akan jadi maslah besar kalau wartawan mengetahui seorang Lee Hyuk Jae terkunci dalam keadaan pingsan dalam gudang semalaman, aku bisa masuk penjara.
Setelah memastikan diluar gudang kosong aku membawa Lee Hyukjae keluar, karena ini masih pagi, hingga digedung ini belum terlalu banyak orang, sehingga dengan mudah aku berhasil keluar dari gedung.
Aku menyetop taksi..
Aku membawa Lee Hyukjae ke rumahku.
Aku membaringkannya
Aku membawa air dingin dan kain untuk mengkompresnya.
Aku membuka jas dan kemajanya, terlihat abs dengan 6 kotak diperutnya, otot-otot tangannya tertampang jelas, dia terlihat kurus, tak kusangka dia memiliki tubuh yang bagus.
Aku membersihkan tubuhnya, mengelap setiap inchi tubungnya dan memakaikannya kaosku yang berukuran paling besar. Kemudian aku mengompres kepalanya.
Lee Hyukjae-ssi..
Aku menatapnya. Ada lingkaran hitam dibawah matanya.
Kau pasti sangat kelelahan. Beristirahatlah
Dia lebih terlihat seperti yang sedang tertidur lelap dibanding orang yang pingsan..
Maaf aku tak bisa membawamu ke dokter..
Setelah mandi dan sarapa, aku melihat hasil photo ku di laptop kan memilah photo dengan hasil yang bagus, aku memasukkannya pada sebuah flashdisc dan langsung bersiap bertemu klienku da memberikan flashdisc itu.
Aku sudah bersiap untuk pergi, tapi Lee Hyukjae belum juga bangun.
Karena aku harus segera bertemu dengangnya, aku meninggalkan Lee HyukJae sendirian dirumahku.
Beristirahatlah
—
Setelah urusan dengan klien beres dan aku mendapat bayaran yang pantas atas hasil kerjaku, aku kembali ke rumah…
Aku membuka kunci rumah..
Apa dia masih dirumahku?
“Kang Hyo Ra-ssi..” tiba-tiba Ajhuma pemilik rumah memanggilku.
Ahh,, pasti dia hendak menagih uang sewa rumah yang telah menunggak selama 2 bulan. Aku bersiap mengeluarkan dompet dari tas ku.
“Ahh, ajhuma kebetukan kau kesini, aku mau membayar uang sewa.” Kataku
“Ohh tak perlu, aku kesini inginmemberi tahumu, kalau uang sewa rumah tadi sudah dibayar oleh namjachingumu.”
“Mwo??? Namjachingu?” aku kaget.
“Iya, namja yang semalam kau bawa pulang kerumah, tadi saat membayar, dia bilang kau yoejachingu nya.” Katanya lagi.
“Mwo??” aku masih tak percaya dengan apa yang kudengar.
“Eyy.. kenapa kau tak pernah bilang punya namjachingu sekaya itu? Tadi aku lihat dia dijemput mobil mewah.” Lanjutnya. Aku hanya tersenyum tak berniat menjawabnya.
“Ahh.. Baiklah Hyo Ra-ssi, aku kebawah dulu.” Katanya berpamitan kembali kerumahnya.
Aku duduk didepan meja kecil didepan tv. Makanan yang aku siapkan untuknya sebelum aku pergi tadi sudah tak bersisa, dia menghabiskan semua masakanku.
Dia pergi tanpa memberiku pesan sedikitpun??
Aku sedikit kecewa..
Aku mengungat kembali kejadian semalam.
Aku memegang bibirku, ciuman pertamaku.. kenapa kau harus memberikan ciuman pertamaku padanya?
—
Setelah kejadian terkunci digudang itu, aku tak pernah bertemu dengannya lagi.
Setiap hari, tanpa sadar aku selalu membuka blog yang memposting semua kegiatan super junior. Setiap hari aku selalu penasaran, sekarang dia ada dimana, apa yang dia lakukan, bersama siapa? Aku melihat photo terbarunya setiap hari…
Untungnya perkembangan teknologi saat ini sangat memungkinkanku untuk mengetahui apa saja kegiatannya, walaupun aku tak bertemu dengannya.
Mengapa aku jadi seperti ini?
Kang Hyo Ra,, kenapa kau tak bisa berhenti memikirkannya?
Bahkan sekarang hampir 1 bulan berlalu, dan aku masih saja memikirkannya..
—
Hari ini ada seseorang meneleponku rumahku, Seorang klien..
Kami berjanji bertemu disebuah coffee shop.
Aku sudah menunggunya hampir 30 menit, tapi dia belum juga datang. Aku duduk di bangku pojok coffee shop sambil memanfaatkan fasilitas wi-fi. Lagi-lagi aku membuka blog yang beberapa minggu ini selalu aku buka.
“Gaya rambutnya sudah berubah lagi, kenapa si monyet itu senang sekali berganti gaya rambut.” Bisikku ketika layar laptopku memperlihatkan photo terbaru Lee HyukJae.
“Siapa yang kau panggil monyet??” Tiba-tiba seorang namja duduk didepanku, namja dengan menggunakan masker hitam yang menutupi mukanya dan jaket hitam menutupi tubuh dan kepalanya. Sontak aku terlonjak kaget.
“Nu.. Nuguya?”
“Ini aku.” Dia membuka sedikit maskernya.
Aku membuka mulutku tak percaya kemudian menutupnya dengan satu telapak tanganku. Lee Hyukjae?
“Kau kenapa?” katanya cuek.
“Untuk apa kau muncul disini? Ini tempat umum.” Kataku berbisik sambil mencondongkan tubuhku, aku khawatir ada yang tahu.
“Tentu saja untuk menemuimu.” Jawabnya lagi.
“Ya, aku sedang ada janji dengan seseorang, sebaiknya kau menjauhiku.” Kataku masih berbisik.
“Yang kau tunggu itu aku, Aku yang tadi meneleponmu.” Katanya yang membuatku semakin tak percaya.
“Kau jangan mencoba menipuku.” Kataku lagi, kali ini aku menoleh kekiri dan ke kanan. Orang-orang melihatku.
“Tak bisakah kau menganggapku seperti orang biasa saja? Kau seperti itu, malah membuat orang memperhatikanmu
Oh tidak…
“Tch.. Ini photoku saat konser tadi malam. Untuk apa kau melihat photoku?” Katanya. Rasanya Ingin sekali aku menghilang dari dunia saat ini juga.
Aku merebut kembali laptopku dan langsung menutupnya. Dia menatapku, aku hanya dapat melihat matanya, karena hampir seluruh wajahnya tertutup masker.
“Jadi untuk apa kau meneleponku?” aku membalas tatapannya sebentar, dan langsung memalingkan muka.
“Aku mau menagih utangmu.” Aku mengerutkan dahi.
“utang apa?”
“Ya, kau lupa, aku yang membayar uang sewa rumahmu, kau pikir itu gratis? Kau harus membayarnya.” Dengan tak tau malu dia membuka telapak tangannya di depan mukaku.
Kenapa ada namja menyebalkan seperti ini? Bagaimana bisa namja seperti ini bisa dikagumi banyak wanita? Aku menatapnya heran.
“Akan aku kembalikan, berikan no rekening mu, akan ku transfer nanti kalau aku sudah ada uang.” Kataku cuek.
“Aku tak memintamu membayarnya dengan uang.” Katanya.
“lalu?”
Tiba-tiba dia berdiri dan meraih tanganku, dengan sigap aku meraih tas dan laptopku dan mengikutinya. Dia membukakan pintu mobil untukku dan menyuruhku masuk.
Kami didalam mobil sekarang..
“Hossshhh… panas sekaliiii.” Katanya membuka masker dan jaketnya dan melemparnya ke belakang mobil.
Dia hanya mengenakan kaus putih tak berlengan yang menunjukan otot-otot tangannya dengan jelas. Dia mulai melajukan mobilnya.
“Hey, apa maksudnya ini? Kau mau membawaku kemana?” tanyaku.
“Aku ingin kau seharian ini menemaniku.” Aku kaget mendengar perkataanya, pikiranku kemana-mana.
“A-a-apa ma-maksud-mu?” kataku gagap mulai ketakutan, dan dengan refleks kedua tanganku menutup kedua pundakku menyilang.
Dia menatapku.
“YA!” dia menoyor dahiku pelan dengan menggunakan jari tengah dan telunjuknya. Aku melotot kaget. Berani sekali dia memegang kepalaku.
“Apa yang kau pikirkan? Dasar yoeja mesum.” Aishhhh… dia benar, apa yang aku pikirkan??? >< Memalukan sekali kau Kang Hyo Ra.
“Tidak.” Aku meletakkan kembali kedua tanganku.
Dia akan membawaku kemana?
Diperjalanan sepertinya aku tertidur, aku membuka mataku… berapa lama aku tertidur.. benakku.
Kami tiba didepan taman hiburan. (bayangkan DUFAN. OK ^^)
Aku memandangnya heran. “Tak perlu memandangku seperti itu. Hari ini, temani aku bermain sepuasnya. Dan Utangmu kuanggap lunas.”
Apa dia serius?? Ini tempat umum, dia bisa ketauan.
“Kau bercanda.” Kataku singkat.
“Aku serius, pakai itu.” Dia mengambil tas kecil di jok belakang dan memberikannya padaku, tas itu berisi jaket dan topi.
Aku melihatnya lagi. “Cepat.”
Kami keluar dari mobil.
Apa-apaan ini? Kenapa aku memakai jaket yang sama dengannya. Ini memalukan. Aku menggunakan topi dan dia menggunakan maskernya.
“Kajja.” Dia menggenggam tanganku, menarikku masuk taman hiburan.
Kami berjalan diantara kerumunan orang, sedari tadi dia sama sekali tak melepaskan tanganku, aku merasa semua orang memperhatikanku
Semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing.
“Hey sini aku pinjam kameramu.” Katanya. Aku sengaja membawa kamera SLR ku yang sedari tadi kukalungkan dileher.
Aku memberikan kameraku padanya. “Hati-hati menggunakannya,
Jeprett!
Dia memotoku.
“Ya!” aku menutup wajahku. Aku berusaha mengambil kameraku, tapi dia malah terus menerus memotoku sampai puas.
Dia berjalan mundur sambil terus memotoku, aku mengikutinya, dia tak berhenti memotoku.
Kemudian dia berhenti melihat hasil potonya satu persatu. “Hahaha.. wajahmu jelek sekali.” Dia tertawa lepas.
Aku mulai marah padanya, hendak merebut kameraku. “wahahha.. yang ini lucu.”
“Hahahahaha.. lihat ini, haha..” dia terus mentertawakan photoku, tanpa sadar aku hanya memperhatikanny
“Sudahlah, berhenti menertawaiku.” Lama lama aku mulai kesal dia terus-menerus mengejekku.
“Yang ini cantik.” Dia menyerahkan kameraku, dan berjalan mendahuluiku.
Aku melihat kameraku, ini photoku? Kapan? Aku memutar otak.
“Ya! Kau!! Kau mengambil photoku saat aku tertidur dimobil tadi?” aku mengejarnya. Sangat menyebalkan!!!
Aku tak dapat melihat bagaimana raut wajahnya saat ini karena tertutup masker, mungkin dia sedang tersenyum lebar.
“Aku lihat dirumahu dipenuhi oleh photo, tapi tak ada satu photo yang memperlihatkan wajahmu.” Katanya.
Dia benar, walaupun aku suka photografi, aku sendiri bukan orang yang senang diphoto. Aku lebih suka memoto orang lain dibanding diriku sendiri.
“Pasti berbeda denganmu, penjuru kamarmu pasti dipenuhi photo wajahmu sendiri.” Kataku, kami berjalan berdampingan..
“Yaaa.. bagaimana kau tau? Apa kau pernah masuk kamarku? Ahh.. jangan-jangan kau pernah masuk kamarku menyamar sebagai cleaning service.” katanya menatapku takjub.
“Issshh.. Untuk apa aku melakukan itu? Tak ada yang mau membayarku untuk itu.”
“Hey, kita naik itu.” Dia menunjuk Roller coster didepan kami.
“Hhhmm.. Baiklah.” Kami menuju Roller coster.
#1 destination Roller Coster – done ………..
“Howaaaaa….. Tadi itu sangat menegangkan!!!!
Kami berjalan menuruni tangga..
“Ehhmm,, Hyung, bisakah kau memphoto kami berdua?” kata Hyukjae berbicara pada namja didepannya.
“Oh baiklah.” HyukJae memintaku menyerahkan kameraku.
Dia berdiri disampingku dan menyimpan satu tanganya dipundakku. Aku kaget dan melihat kearahnya, dia hanya tersenyum. “Ayo Senyum!” Dia memerintahkanku
Kami berphoto berdua.
#2 destination Hysteria
Setelah aku menolak habis-habisan karena takut, akhirnya Lee HyukJae mengantri untuk naik Hysteria sendiri. “Kau masih punya kesempatan untuk mundur, Tuan Lee.” Kataku berdiri diluar antrian.
Dia hanya menggelangkan wajah So berani.
Sekarang giliran dia.. Sabuk pengaman sudah terpasang, aku penasaran melihatnya naik hysteria, aku mengeluarkan kameraku bersiap mengambil gambarnya, Ahh.. sayang sekali dia menggunakan masker..
Darah didadaku naik turun searah laju Hysteria yang naik turun, Oh My God!
Dia turun, aku menyambutnya dengan memotonya. Nafasnya terdengar menderu dibalik maskernya.
Dia memegang lengan tanganku Begitu erat. Badannya gemetaran.
Aku menahan tawa. “Kubilang juga apa. Kekekkkeee..” aku tertawa kecil. “Diamlah.” Katanya masih gemetaran.
Dia masih memegangku dengan kencang. “Minumlah.” Aku menyodorkan minuman padanya, kami duduk dibangku terdekat, dia membuka sedikit maskernya. Aku mengambil photonya.
Tak terasa hari sudah mulai gelap, sekarang kami sedang duduk di kincir raksasa.
Kincir raksasa mulai bergerak keatas. Kami duduk berdampingan. Lee Hyukjae membuka masker dan topinya membereskan sedikit rambutnya. “Ahh.. akhirnya aku bisa bernafas.”
Aku memperhatikanny
Dia melingkarkan tangannya di bahuku dan menarik tubuhku hingga kepalaku menempel didadanya, dadaku berdegup kencang, ada apa ini? Kenapa dadaku berdegup sekencang ini? “Say, Kimciii” Dia mengambil photo kami berdua dengan handphonenya.
“Ya, kau tak melihat kamera. Sekali lagi.” Dia kembali mendekatkan tubuhnya padaku, dadaku kembali berdegup kencang. Kali ini aku tersenyum memandang kamera dihandphonenya.
Kami saling memandang beberapa saat. Degupan didadaku semakin tak terkontrol. Aku menjauhkan tubuhku dari pelukkannya. Aku bergeser agar tak terlalu dekat dengannya.
Hampir satu putaran kami habiskan dengan diam..
Kami sibuk dengan pikiran kami sendiri..
“Hey Kang Hyo Ra, apa dadamu berdegup kencang saat bersamaku?” pertanyaanya tiba-tiba mengagetkanku.
“Hhhmm??” aku kaget dan kembali bertanya.
“Kenapa dadaku selalu berdegup kencang setiap mengingatmu?” dia menatapku. Aku membalas tatapanya tak mengerti.
“Dari saat pertama kali bertemu denganmu, di tangga darurat waktu itu, entah kenapa aku selalu memikirkanmu.” Aku menatapnya tak percaya.
“Setiap aku memikirkanmu, dadaku akan mulai berdegup dengan cepat.” Lanjutnya.
“Sebulan ini aku tak pernah berhenti memikirkanmu, tapi karena jadwalku yang sangat padat aku tak bisa menemuimu, padahal aku sangat ingin bertemu denganmu.” Aku masih tak menjawabnya
“Kang Hyo Ra.”
“Yah?.” Aku melirik kearahnya.
Dia menarik daguku dan mencium bibirku, membuka bibirnya dan melumat bibirku dengan lahap tepat saat kami berada dipuncak kincir raksasa. Dia terus menciumku, aku tak membalas ciumannya juga tak menghindar. Hanya diam.
Dia melepaskan bibirku, “Ya apa yang kaa” aku mendorong dadanya, tapi tangannya menangkap tanganku dan menempelkannya didadaku.
“Dengarkan ini. Howaaaa… kau bisa merasakannya kan? Dadaku berdegup semakin kencang sekarang.” Aku dapat merasakannya, dadanya berdegup sangat kencang, begitu juga dengan aku.
Dia tak tau kalau selama sebulan ini aku juga tak pernah berhenti memikirkannya. Setiap hari aku selalu mencari informasi tentang keberadaannya. Seiap hari aku selalu ingin mengetahui setiap kegiatannya.
Chu..
Aku memberanikan diri mencium pipinya sekilas. Aku tersenyum.
“Yaaa..” dia terlihat senang sambil memegang pipinya.
“Apa degupan didadamu semakin kencang?” aku tersenyum lebar padanya.
Dia kembali mencium bibirku sekilas. Kemudian tersenyum padaku.
“Cepat pakai lagi maskermu, kincirnya akan segera berhenti.” Kataku. Dia menurutiku, dipakainya lagi masker dan topinya.
Dia melihat lagi layar handphonenya.
“Ya, Hyo Ra-yaa.. apa yang akan terjadi yah kalau aku mengupload photo ini di account twitter pribadiku??” katanya memperlihatkan poto kami berdua yang diambilnya tadi.
“Kau tidak akan melakukannya.”
“Bagaimana kalau aku melakukannya?” tantangnya
“Memangnya kau berani mempertaruhkan reputsimu sebagai member boyband terkenal korea?”
“Aku berani.” Dia menatapku serius.
“Aisshh… sebaiknya kita bersiap untuk turun.”
—
Aku berbaring diranjangku.. memejamkan mataku.. merekam ulang apa yang telah terjadi hari ini.
Dadaku berdegup kencang. Aku memegang dadaku. Jadi begini rasanya..
Aku melihat layar handphoneku, membuka account twitterku. Melihat kebawah Timelineku.
27 minutes ago..
@AllRiseSilver i’m really happy today twitpic.com/
Aku menekan link potonya. Aku tersenyum, itu photo yang kuambil tadi, Saat diatas kincir raksasa. Di photo itu memang hanya ada dia sendiri. Tapi aku tetap saja merasa sangat bahagia..
Aku hanya membiarkan twitt nya. Aku RT juga percuma. Dia tidak akan tau itu aku.
Kemudian aku terkadet mendengar handphone yang ku pegang berbunyi..
Lee Hyukjae meneleponku??
Ottheo?? Aku nerveos..
Bagaimana ini??
“yo.. yoboseo.”
*Lee Hyuk Jae POV*
“eeteuk Hyung, sepertinya si Monyet sudah Gila. Dari tadi senyam-senyum sendiri.” Kata Kyuhyun dengan tak sopannya memanggilku monyet. Dia beruntung tak ku tendang karena hari ini aku sedang bahagia.
Sepulang dari taman hiburan kemarin, aku tak bisa menyembunyikan rasa bahagiaku. Sehingga disetiap kesempatan aku tak pernah berhenti tersenyum.
“Ya, Eunhyuk-ahh, kau kemarin seharian kemana? Ada kesempatan langka bisa libur seharian, harusnya kau gunakan untuk istirahat.” Kata eeteuk hyung duduk disampingku.
“Aroo.. Kajja, kita latihan lagi.” Ajakku mengalihkan pembicaraan.
—
Sejak waktu, setelah kami bertukar nomor handphone, kami tak pernah putus kontak. Setiap saat aku selalu memberitahukan semua kegiatanku.
Dan lagi-lagi aku mengutuk diriku sendiri, karena jadwalku yang amat sangat padat, Aku tak pernah punya kesempatan untuk menemuinya, aku hanya bisa mendengarkan suaranya ditelepon, itu pun tak bisa kulakukan setiap hari, karena aku harus merahasiakan ini pada semua orang.
Aku tak ingin membahayakan Kang Hyo Ra.
2 bulan berlalu, aku masih belum punya kesempatan untuk menemuinya. Padahal aku sangat-sangat merindukannya..
Setiap ada kesempatan aku pasti meneleponnya, dia terdengar bahagia saat ku telepon, aku senang mendengarkannya
Ahh.. sekitar 1 bulan lalu, aplikasinya disalah satu studio photo diterima, sekarang dia tak lagi bekerja sebagai sasaeng fans. Itu melegakanku, setidaknya aku tak perlu terlalu mengkhawatirkan
Memasukki bulan ke-3, aku mulai merasakan ada yang aneh dengannya. Dia mulai jarang membalas pesanku, mulai jarang bercerita tentang pekerjaanya padaku, terdengar seperti bosan setiap aku menceritakan kegiatanku…
Apa dia kecewa karena aku tak pernah menemuinya?
Sudah seminggu ini dia tak pernah membalas pesan dari, juga tak pernah menjawab teleponku. Ada apa dengannya? Bagaimana ini? Aku harus menemuinya. Sial! Kenapa jadwalku padat sekali.
Hari ini, aku sudah tak sabar menunggu hari ini.
Hari ini aku ada waktu kosong sekitar 4 jam, aku langsung melajukan mobilku menuju rumah Knag Hyo Ra, aku langsung berlari menaiki tangga ketika turun dari mobilku.
Aku menekan bel..
“Hyo Ra-yaa.. Kang Hyo Ra, apa kau didalam?” kataku ketika sampai didepan pintu rumahnya.
Setalah menekan bel dan memanggil namanya berkali-kali tapi tetap tak ada jawaban.
Aku turun mendatangi pemilik rumah susun.
“Ajhuma, Apa kau tau dimana Kang Hyo Ra?” tanyaku ketika dia membukakan pintu rumahnya.
“Kang Hyo Ra? Tadi pagi dia berpamitan, katanya dia akan pergi ke Milan, Italy. Dia ikut Boss di tempatnya bekerja, dia diminta sebagai asisten dan pindah bekerja kesana.” Jelasnya.
“Mwo????” Aku kaget mendengar jawabnnya.
“Kalau kau pergi ke bandara sekarang, mungkin kau masih sempat bertemu dengannya.”
Aku langsung melejukan mobilku dengan sangat kencang.
Ada apa dengannya, kenapa dia pergi tanpa memberitahuku?
Dia pikir aku apa?
Aku berlari ke pusat informasi menanyakan pesawat tujuan milan sudah pergi atau belum. Katanya pesawatnya akan pergi 30 menit lagi, seluruh penumpang sudah berada dalam pesawat sekarang.
Kang Hyo Ra, Noe….
“Berikan aku tiket ke Milan.”
Untunglah pasport ku masih tertinggal di tasku sepulang dari konser di singapura kemarin.
Aku masuk kedalam pesawat.
Aku mencari disetiap tempat duduk.
Aku menemukannya, duduk dikursi samping jendela, sedang melihat kearah jendela.
“Tuan, apakah kita dapat bertukar tempat duduk? Kau boleh duduk di kursiku, dikelas VIP.” Kataku pada laki-laki yang duduk disamping Hyo Ra.
Dia setuju.
Aku duduk disampingnya. Tak berkata sedikitpun, hanya memperhatikanny
Dia menangis??
Kenapa dia menangis? Ada apa dengannya?
“Kang Hyo Ra.”
Aku memanggil namanya pelan.
Dia membalikkan badan, matanya merah, sepertinya sudah dari tadi dia menangis.
“Lee Hyukjae.” Dia langsung memelukku. Dan menangis sejadinya.
“Aku pikir aku tak akan bertemu denganmu lagi.” Dia masih memelukku dan terus menangis.
“Ya! Kenapa aku pergi tanpa memberitahuku?”
Dia melepaskan pelukanku. Dia tertunduk tak berani menatapku.
“Hey, lihat aku.” Aku mengangkat gadunya.
Mata kami bertemu.
Dia menceritakan, Boss ditempatnya bekerja diterima sebagai photografer di sebuah studio terkenal di Milan, dan dia menyukai bakat Hyo Ra dan mengajaknya ke Milan sebagai asistennya, juga akan membiayai kuliahnya.
“Ini kesempatan langka, jadi aku memutuskan untuk pergi. Maafkan aku pergi tanpa memberi tahumu.” Katanya menyesal.
“Kau tak pernah membalas pesanku, juga menjawab teleponku, aku sangat khawatir, kau pikir setelah kau pergi aku aka melupakanmu begitu saja.” Aku sedikit marah padanya.
“Maaf. Aku tak percaya diri dengan hubungan ini. Aku merasa..”
“Ya, ada apa denganmu.” Aku memotong pembicaannya.
“Maafkan aku.”
“Aku akan menunggumu.”
—-
Kami sampai di Bandara internasional di kota Milan, Italy.
Kami duduk berdua disebuah coffee shop masih didalam bandara.
“Dengarkan aku, Setiap hari kau harus mengirimku email, aku harus tau apa yang kau lakukan setiap hari. Kau mengerti.” Kataku padanya
“Kau serius akan mengungguku?”
“Apa aku terlihat berbohong?”
“Aku tak yakin.” Jawabnya.
“Jangan pernah melirik namja lain selain aku. Kalau kau melakukannya, aku akan langsung membawamu pulang ke korea.
Dia menatapku tak percaya..
—————oOo——————–
4 years later…
*Kang Hyo Ra POV*
Aku keluar dari bandara Inchoen.
Lee Hyukjae bilang akan menjemputku..
Dimana dia??
Kemudian aku melihat seorang namja bermasker mengaangkat kertas bertuliskan “KANG HYO RA”
Aku tersenyum kemudian menghampirinya.
Aku mengerutkan dahi. Itu bukan Lee Hyukjae.
“Hyo Ra Noona, Eunhyuk Hyung sedang sibuk, jadi aku yang datang menjemputmu. Kajja.” Kata namja itu.
Lee HyukJae, kau bilang kau sendiri yang akan menjemputku. Awas kau nanti. Berani berbohong padaku.
Aku masuk kedalam mobil, namja itu membuka maskernya.
“Bukankah kau Cho Kyuhyun?” bukankah dia member super junior juga?
“Ne, Kyuhyun imnida, bangapseumnida.
Aku menundukkan kepala. “Hyo Ra imnida, apa kalian pulang perform? Bajumu rapih sekali.” Dia tak menjawab hanya tersenyum padaku.
Sepanjang perjalanan aku hanya diam.
Kami sampai didepan sebuah hotel. Aku mengerutkan dahi. Kenapa dia membawaku ke hotel?
Hotel ini sangat mewah.
Kyuhyun membawaku kedalam sebuah ruangan. Dan dia pergi meninggalkanku.
Sekitar 4 orang yoeja menyambutku dan menyuruhku duduk didepan kaca. Mereka langsung meriasku.
Salah satu yoeja membawa sebuah gaun, gaun putih yang sangat cantik.
“Silahkan pakai ini nona.” Aku kaget.
“Ini untukku?” aku menerimanya tak percaya.
“Tentu saja, bukankah ini hari pernikahan nona bersama Lee Hyukjae?”
Mworagooooooooo
Aku telah selesai didandani.
“Apa kau sudah siap Kang Hyo Ra-ssi?” seorang namja berlesung pipit memasukki ruanganku.
“Leeteuk-ssi?”
“Nde, aku datang untuk menjemputmu, Kajja.. pangeraanmu telah menunggu.” Dia membawaku ke rooptof hotel.
Aku disambut oleh orang ramai, bahkan bibi dan pamanku, keluargaku yang tersisa pun datang. Aku terharu.
Atap hotel telah disulap menjadi taman yang sangat cantik. “Apa kau siap?” Leeteuk yang sedari tapi berada disampingku menyuruhku untuk mengandeng lengannya.
Aku melangkahkan kaki melewati karpet merah. Didepan Altar sana seorang namja telah menunggu.
Aku berjalan dikarpet merah menuju altar, semua orang memandangku..
Sesampainya di altar, leeteuk memberikan tanganku padanya.
Dia tersenyum padaku. “Kau cantik.” Katanya..
—-
Malamnya..
“Kau pasti lelah?” Lee Hyukjae menghampiriku dan memijit kedua pundakku.
Aku memegang kedua tangannya, dan membawanya supaya berdiri didepanku.
Dia berjongkok didepanku, sedangkan aku duduk diranjang.
Kami saling memandang.
Dia mencium tanganku. “Aku bahagia, akhirnya kita menikah.” Katanya.
Aku lebih dari bahagia, dia membuktikan kata-katanya untuk menungguku selama 4 tahun, itu bukan waktu yang sebentar.
“Aku juga.” Kataku.
Dia berdiri mendekatiku, dia mencium bibirku lembut.
Aku meladeni ciumannya.
Ciuman kami semakin dalam.
Aku mundur dari tempat dudukku, Dia merebahkanku dikasur. Dia diatasku sekarang. Dia Menyisir rambutku dengan tanganya perlahan. Memperhatikan wajahku sebentar kemudian kembali menciumku dengan lembut.
Dia melumat bibirku basah, kami berciuman lama.
Tak kusangka, dia sangat memperlakukanku
Dia menggesekkan hidungnya dipayudaraku. “Bolehkah aku?”
“Aku milikmu sekarang.”
Dia mempermainkan payudayaku dengan kedua tanagnnya, di begitu menyukainya.
Sekarang dia mulai menyedot payudaraku dengn lahap.
“Auuuwcchhh.. nngghhh..” desahku.
Dia kembali mencium bibirku, dan tangannya sudah berhasil menurnkan seluruh gaunku terjatuh kebawah ranjang. Aku mulai membuka resleting celananya, menurunkan celananya.
Kami masih berciumman. “mmmhh.. mmh.. mmh. Aaaaahhh,, sakit…pelanhhh-
Tanganku mencari juniornya. Aku mendapatkannya,
“Owhh.. lebih keras lagi.. lebih kerass.. ahh..”
Aku meremas-remas junior Hyukjae dengan keras dan semakin cepet, begitu juga adukan jarinya didalam vaginaku yang semakin gila…
“nnngggghhh,,, aahhh.. hhmm.. hhmm.. nnnnggghhh. ahh.. ohh teruss.. teruss.. hosshh.. hhm..” racau kami bergantian.
Orgasme pertamaku. Rasanya sangat nikmat.
Sedari tadi mulutnya tak berhenti mempermainkan payudaraku, sepertinya dia sangat menyukainya.
“Apa kau siap?” aku hanya mengangguk.
Dia bersiap memasukkan juniornya.
“aw.. pelan.. pelan.. sshhh.. perih… ahh.. apa sudah masuk?” aku melihatnya.
Junior Lee Hyukjae yang besar baru setengahnya masuk vaginaku. Oh My God. Apa benda sebesar itu dapat masuk kelubangku?
Aku menutup mata tak berani melihatnya. Tapi aku penasaran, aku kembali membuka mataku dan Lee Hyukjae masih berusaha memasukkannya.
Dia mengeluarkannya
“Wae?” aku sedikit kecewa.
Dia tersenyum.
“kau telihat kaget melihat ukuran juniorku.” Dia malah mengajakku mengobrol. -,-“
“Cepat masukkan saja.” Kataku kesal.
“Eyy.. kau sangat tak sabaran Nyonya Lee.” Dia malah menggodaku.
“kalau kau tak berniat memasukkannya, aku akan mandi sekarang.” Aku mengancamnya
“ah,,ah,, jangan, baiklah jangan pergi. Tadi itu susah masuknya, coba kau berdiri.”
Dia menyuruhku menungging dan berpeganan pada ujung ranjang.
“Aaaaaaaaaaaaaa
“SAKIT BOHOH!!!!!”
“Maaf, kalau tidak seperti itu, tidak akan masuk.” Dia cengengesan.
Dia menggerakkan juniornya, tapi aku masih kesakitan. Aku meringis. Bayangkan sebuah benda tumpul yang sangat besar memasuki vagina kalain dan menyobek selapu yanga ada didalamnya. Periiiihhhh..
Dia membalik tubuhku, Rasanya nikmat, saat dia membalik tubuhku jadi menhadap kearahny, otomatis juniornya juga berputar divaginaku.
Dia kembali merebahkanku.
Dia mulai menggerakkan juniornya kali ini tidak begitu perih.
Lama kelamaan Dia semakin cepat menggenjotku.
“Ahhh.. nngghhkk.. nggghh.. ahhh.. hhmm.. hhmmm.. awchh.. oh.. ahh.” Racau seiring genjotannya yang semakin cepat.
Aku menatap wajahnya, dia sangat bergairah. Keringat mengucur dari pelipis dahinya.
“Mmmhhh…” aku orgasme untuk kesekian kalinya.
“Ohh.. terus.. ohh.. Lee Hyuk Jaee.. ohhh…”
“Hhmm.. Hyo Ra-yaa. Kau sangat sexy, Owhhh.. Owhhh.. Sangat nikmat.. ahhh.”
“Terruuuusss… lebih cepat.. ahhh..”
“hhh.. hhhehhhmmmm.. ahhh.. Hyo Ra ya saranghae.”
“Na do,, ahh.. aku keluarrrr lagihh.. ahhh..” dia msih saja menggenjot juniornya.
“hhmm.. mmmhh..” bibir kami kembali berciuman.
Aku merasa vaginaku sesak, juniornya semakin membesar. “Aaaaaaaarrgggh
Dia menggerakkan lagi juniornya. “Sekali lagi.”
“hhmmm…”
“Aku ingin seklai lagi. Ohhh. Ini sangat nikmat, kau jugakan Hyo Ra?”
“Iyaaahhh,, sangatttt.. owhhh… lanjut.. aohhhhh..”
“Ohhh.. yessss… seperti itu,, terus,,”
Entah berapa lama kami bergelut diatas ranjang.
Tiba-tiba..
“Hyung, Apa kau tidak lelah?” terdengar seseorang berbisik dari balik pintu.
“YA, CHO KYUHYUN!!! KAU MENGUPING????? AWAS KAU!!!!!!!!!!!